Kabut asap adalah akibat dari kesalahan pengelolaan hutan tropis, mari bantu sebisanya sebagai saudara satu bangsa. Solidaritas kebangsaan dan persaudaraan masa lalu sebagai persekutuan bangsa-bangsa Nusantara diuji, karena lembaga yang kita pasrahi untuk ngurusi (yang kita sering sebut sebagai NKRI) ya begitu-begitu saja.
Indonesia bukan hanya Jawa, Indonesia adalah persekutuan seluruh bangsa-bangsa yang pernah memiliki kerajaan-kerajaan dan kebudayaan yang masyhur di kawasan Nusantara ini. Jika negara tak paham ini, biarkan ke laut saja. Semoga Allah memberi kesabaran kepada rakyat Sumatera dan Kalimantan yang sedang diberi ujian, dan semoga kita bisa tergerak hati untuk membantu semampunya.
Tolong janganlah tuduh bahwa semua orang Jawa berperilaku feodal seperti pemerintah pusat yang memang banyak didominasi orang Jawa hingga hari ini. Masih banyak orang Jawa yang mewarisi semangat Diponegoro, masih banyak yang mewarisi semangat juang Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari.
Sebagai saudara yang saling bersekutu, kita memang harus tegas dengan identitas ke-Jawa-an, ke-Sunda-an, ke-Melayu-an, ke-Aceh-an, ke-Bugis-an, ke-Madura-an masing. Kita harus pegang tradisi yang baik-baik dari nenek moyang masing-masing. Tapi janganlah disulut api kemarahan atas nama leluhur, karena di masa lalu kita juga pernah berperang satu sama lain bukan. Apa kita mau hancur kembali dengan ingatan kelam masa lalu.
Mari kita ingat jasa para ulama yang telah mendirikan pesantren-pesantren dan menjadikan Islam sebagai pemersatu di tanah kepulauan ini. Dengan pesantren-pesantren yang mereka dirikan, leluhur kita disatukan hingga akhirnya mewujud dalam persekutuan Majelisul Islam A’la Indonesia (MIAI) lalu menjadi Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi). Mari ingat masa kemanisan perjuangan ini.
Surakarta, 7 Oktober 2015