Dulu, setiap ada perbedaan biasanya para ulama akan saling mengunjungi untuk berdialog dan tabayyun, tidak harus ketemu kesepakatan, tapi lahirlah komitmen untuk menghargai perbedaan pendapat selama salah satunya tidak berkhianat.

Tapi, dalam kondisi yang parah, pernah tejadi ulama su’ kadang berkongsi dengan penguasa dan menggunakan alat kekuasaan untuk menghabisi lainnya, sebutlah era Imam Ahmad bin Hanbal, beliau adalah ulama yang teraniaya karena praktek ulama su’ tersebut.

Sekarang, antar ulama saling serang dengan media massa dan medsos. Akhirnya pengguna medsos yang bukan ulama juga mulai bergaya bak ulama. Dan yang jelas menjadi fakta, perbedaan ini makin meruncing dan nggladrah ke sana kemari.

Sungguh, umat Islam modern adalah semacam kaum yang suka menambah masalah baru, padahal masalah sebelumnya belum selesai. Inilah kahanan zaman wis akhir.

Surakarta, 13 Juli 2015

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.