Fungsi masjid itu untuk menampung segala keragaman umat. Seberbeda apa pun kamu, berendah hatilah ketika berada di masjid dan taatilah adab-adabnya, sehingga meskipun kamu tidak menyukai pendapat sahabatmu, hatimu selalu diliputi cinta yang berlimpah. Masjid bukan milik segolongan umat Islam, tapi ia milik semua umat Islam. Maka bangunlah masjid bersama-sama sekalipun hasilnya tidak megah dan tidak sebagus ketika dikerjakan kontraktor. Karena eksistensi masjid itu ada pada fungsinya, bukan pada fisiknya. Kalau mau memperindah bangunan, mending dirikan candi saja.
Fungsi shalat berjamaah itu untuk menyatukan umat sekalipun pandangan fikihnya berbeda. Karena dalam shalat hanya ada satu komando yang wajib ditaati, yaitu sang imam. Jangan suka GR untuk merasa pantas sebagai imam dan jangan sok pintar sehingga merendahkan imam yang kau ikuti, ingatlah imam itu dipilih makmum, bukan mencalonkan diri. Jika kamu tidak ikhlas menerima seseorang memimpin shalatmu hanya karena perbedaan-perbedaan furu, jangan berharap akan ada pemimpin yang baik yang bisa mengayomimu, wong makmumnya saja sombong-sombong.
Fungsi al Quran itu untuk menyatukan bahasa dan makna dalam interaksi umat Islam. Berbahasalah apa saja sesuai warisan leluhurmu tetapi maknailah sesuai dengan standar al Quran. Kalimat al Quran memang memakai bahasa Arab, tapi kualitasnya tidak tertandingi oleh kalimat-kalimat bahasa Arab yang pernah diucapkan manusia tercerdas dan paling fasih berbahasa Arab sepanjang masa. Kajilah setiap permasalahan hidup dengan kembali ke cara pandang dan cara penyelesaian al Quran. Dahulukan al Quran sebelum hadits, dan tinggalkan hadits yang menyelisihi al Quran. Al Quran itu up to date, artinya jika setiap permasalahan hidup kita belum berhasil kita pahami lewat tadabbur al Quran, maka akal kitalah yang tidak mampu mengerti maksud kitabullah itu, sekalipun kita membunyikan teksnya 1 juz setiap hari.
Zakat dan sedekah itu untuk membangun keseimbangan kehidupan umat Islam. Keduanya adalah jembatan untuk menghubungkan rizki yang Allah turunkan di muka bumi dalam sebuah mekanisme yang terhormat. Terkadang tidak setiap hal berputar dalam mekanisme jual beli yang jujur, maka Allah perintahkan zakat dan sedekah agar perputaran rizki itu tetap berjalan dengan adil dan memuliakan sesama manusia. Maka dalam bersedekah itu hakikatnya bukan memberikan hak milik, tapi menyalurkan titipan Allah bagi orang lain.
Haji itu untuk mempersatukan dan mengkonsolidasikan umat Islam setiap tahun agar umat Islam tidak tercerai berai. Tidak ada negara ataupun diganggu penguasa zalim tidak masalah asal setiap tahun bisa berkumpul bersama keluarga besar umat Islam untuk berziarah dan berdoa. Itulah mengapa zaman dahulu haji bukanlah seperti paket wisata yang ramai diikuti berjuta-juta orang, termasuk beberapa koruptor yang ingin memperbaiki citranya. Haji adalah perjalanan hidup mati yang didasari kerinduan pada Rumah Allah dan keinginan untuk berjumpa dengan saudara seiman. Maka orang berhaji itu jiwanya paripurna, bekalnya siap dihabiskan untuk berlama-lama di tanah suci, bahkan berharap diwafatkan di tanah para leluhur mulia itu.
Allah telah tetapkan banyak syiar untuk menyatukan umat. Tapi ada di antara kita yang justru menjadikannya sarana pemecah belah dan ladang bisnis. Mari muhasabahi laku-laku ibadah kita.
Ngawen, 24 Oktober 2016