Semoga Pak Erdogan tetap kokoh memimpin Turki dan dapat menginspirasi kebangkitan negeri-negeri muslim lainnya untuk kembali ke akar sejarah mereka. Erdogan ibarat buah dari perjuangan keras Said Nursi Badiuzzaman dan ulama-ulama sezamannya.
Setiap negara muslim memiliki pahlawannya, mereka perlu kembali ke akar para pendahulunya, bukan membebek satu sama lain, apalagi jadi anak buahnya Amerika atau Rusia. Ini juga bukan soal khilafah2an, karenapersatuan Islam itu ada pada ulama yang shalih dan dijadikan panutan umat Islam, bukan di kekuasaan. Semoga beliau selalu diberi keselamatan oleh Allah.
Tiba-tiba terbersit kegalauan akan beliau, gegara Turki gesekan dengan Rusia. Turki yang jadi anggota NATO, dengan adanya gesekan ini, Amerika Serikat berpotensi mengorbankan Turki dalam konflik besar geng Amerika cs vs Rusia-China cs. Sehebat-hebatnya Turki, ya bukan tandingannya Rusia untuk saat ini.
Apalagi Rusia masih memiliki ambisi besar mengembalikan kejayaan Romawi Timur dengan merebut kembali Hagia Sophia, yang hampir tercapai di Perang Dunia I. Sekarang pelabuhan Sevastopol sudah kembali ke pangkuan Rusia setelah Krimea merdeka dari Ukraina, lalu bergabung dengan Rusia. Itulah titik keberangkatan pasukan besar Rusia dari Laut Hitam yang memiliki ribuan hulu ledak nuklir.
Di saat kebingungan parah negara-negara Arab yang dijadikan area perang AS vs Rusia (meski dikamuflasekan macam-macam, ya ISIS lah, ya Sunni vs Syiah lah, dll)), Turki masih jadi mercusuar bahwa ada negeri muslim yang mandiri yang berani berdiri tegak memandang Eropa dan negara-negara adidaya itu. Ya Allah, jagalah beliau dan para pemimpin yang baik di bumi saat ini.
Juwiring, 16 Desember 2015