Ada banyak berita palsu ditebar. Kembali ke prinsip al Quran yaitu tabayun, pelajari sanad berita dengan benar.
Kita tidak ingin seperti negeri-negeri Arab kan, yang ditipu dengan gerakan Arab Springs, sebuah gerakan kebangkitan palsu yang dihembuskan Dajjal untuk membangun kepemimpinan boneka di seluruh jazirah Arab.
Di kebangkitan palsu pertama, bangsa Arab dihasut untuk memerangi Turki yang saat itu bersamaan digebuk lewat Perang Dunia I dan adanya pembusukan dari dalam lewat kebangkitan kaum nasionalis sekuler sehingga menghancurkan kekhilafahan Islam.
Di kebangkitan palsu kedua, bangsa Arab dihasut untuk membangun pemerintahan yang demokratis dengan menyingkirkan tiran, padahal tak lain adalah demi terwujudnya pemimpin baru yang tunduk pada zionis seperti penguasa Hijjaz yang merebut Haramain dari umat Islam dan mengkomersialkannya seperti sekarang.
Kita pernah punya proklamasi yang murni dari rahim kita. Meski proklamasi itu diciderai oleh perjanjian demi perjanjian yang berakhir dengan KMB. Kita pernah 5 tahun menjalankan sistem keuangan yang syari di mana ORI (Oeang Repoeblik Indonesia) dijamin nilainya oleh emas sebelum akhirnya kita menyerah dan tunduk pada IMF.
Dan kita pernah punya pemimpin yang begitu cinta kepada rakyat dan sebagian besar rakyat mencintainya. Pemimpin yang namanya tidak hanya dikenal oleh negerinya sendiri tapi harum di negeri-negeri muslim sebagai sosok pemimpin besar yang menginspirasi kemerdekaan banyak bangsa, dialah Ahmad Sukarno. Kita memanggilnya Bung Karno.
Meskipun pemerintah kita saat ini tunduk dalam kuasa kapitalis dan zionis, tapi bangsa Indonesia hingga hari ini tetap merdeka untuk membangun kebudaayaannya sendiri. Mari kita jaga dan pelihara persaudaraan kita. Kita lebih besar dari negara, negara hanyalah institusi yang bisa kita bikin, reparasi, hingga diganti yang baru.
Kita punya perjanjian bernegara berupa Pancasila dan UUD 1945. Ia kita acu sebagai landasan penyelenggaraan kehidupan bersama. Bukan sebagai supremasi tertinggi, tetapi sebagai pintu kesepakatan yang telah kita buat antara umat Islam dengan umat lainnya di negeri ini. Kalem dan tetap jaga perdamaian.
Juwiring, 4 November 2016