Di hari Jumat yang penuh berkah ini, saya berdoa semoga Allah menolong kita dengan menghapus berbagai kebencian yang didasari perasaan dan kebaperan dari hati kita.
Aku mulai merinding, ketika masyarakat mulai terpolarisasi di berbagai bidang. Misalnya di urusan pendidikan anak-anak mulai sekolah di klan-klannya masing-masing, yang sesuai dengan agama dan alirannya saja, lalu kurang bersosialisasi dengan berbagai jenis orang. Bisakah generasi-generasi itu nanti bisa hidup berdampingan satu sama lain, baik yang seagama maupun berbeda agama. Karena di sisi yang lain kita sedang dirusak dengan doktrin liberalisme, sekularisme, dan pluralisme yang menyalahi fitrah.
Sekarang kebanyakan tokoh agama lebih suka saling menyerang dengan opininya lewat majelisnya. Di sisi yang lain susah dibangun majelis bersama dari semua kalangan tokoh agama agar mereka berbicara dan berdebat di hadapan umat, biar disaksikan adabnya, dinilai argumentasinya. Boro-boro lintas agama, wong seagama tapi beda aliran saja susahnya bukan main. Belum kumpul, pendukungnya udah gebug-gebugan dan ingin saling membubarkan.
Akhirnya masyarakat, khususnya umat Islam lebih banyak dicekoki aneka opini kebencian dan kebaperan. Di situasi ekonomi yang menghimpit dan tuntutan gaya hidup yang serba mahal, benih-benih kebencian dan kebaperan yang akut ini menjadi picu yang baik untuk meningkatkan ketegangan di antara kita. Apalagi saat ini tema POLITIK sedang menjadi arus utamanya.
Jika dulu negeri ini relatif lebih bisa hidup dalam suasana yang berdampingan, kok sekarang rasa-rasanya mulai mengarah pada pola-pola yang sama dengan Timur Tengah, di mana proses hidup selalu diukur dengan teori menang-kalah. Beruntungnya selama ini pertarungannya sebatas di medsos dan ghibah berjamaah di pengajian dan grup-grup WA. Semoga tidak mewujud secara fisik seperti di Timur Tengah yang terus bergejolak tak berkesudahan semenjak Arab Springs.
Kita memiliki leluhur yang memiliki metode-metode penaklukan kekuasaan tingkat tinggi. Tapi entah mengapa sekarang kita mengadopsi metode-metode penaklukan kekuasaan dengan cara binatang. Mungkin kita sedang ingin menerapkan hukum rimba pada manusia. Padahal hukum rimba itu baik di rimba, bukan di tengah kehidupan manusia.
Juwiring, 6 Mei 2016