Saya senang dengan kehadiran mojok.co. Situs 100% opini para penulis spesial itu contoh situs jujur yang cerita ke publik bahwa isinya jelas-jelas opini. Derajatnya menurutku jauh lebih tinggi ketimbang ngakunya situs berita tapi isinya lebih sering dipenuhi opini ketimbang berita. Bahkan kadang isinya kampanye dan propaganda.

Situs mojok.co itu menyulek mata yang selama ini kebanyakan nonton film tapi dikira kehidupan nyata, njebleske kepala yang selama ini cuma gela gelo karena kebanyakan ikut mainstream, mainstream kiri maupun mainstream kanan. Paling ra yen bar kejebles ndasmu, njet krasa yen urip ki kudu waspada. Setidaknya habis baca itu kualitas diri aslinya akan segera keluar. Hahaha

Ada yang kemudian misuh-misuh dan menyesatkan hingga mengkafirkan penulisnya, ini tanda bahwa si pembaca pelupa bahwa itu situs opini, yo ora kudu selalu sama dengan kamu to. Ada yang ngelu sirahe merga ra paham konteks blas dan roaming istilah, ini tanda si pembaca kurang bacaan dan harus sering piknik. Ada juga yang salah pemahaman bahkan terbalik 180 derajat, nah ini saya ndak mau menyebutnya dengan sesuatu, cukup kita banyak memaklumi saja. Apa sih di negeri ini yang tidak dimaklumi, wong pejabat korupsi tapi tetap umrah saja kita terpaksa maklum, karena Allah saja masih menangguhkan azab-Nya pada manusia semacam itu.

Fenomena yang saya tangkap saat ini adalah kita mengalami tingkat daya dong yang mulai menurun. Entah karena kita kelamaan sekolah dan baca buku pelajaran sehingga waktu kita membaca teks kehidupan dan memahami sebab akibat menjadi kurang. Bahkan memahami aneka bentuk gaya penulisan saja sudah susahnya minta ampun. Seolah semua informasi yang kita serap ibarat roti brownis yang tinggal di-emplok saja. Padahal kadang ada gabah, buah di pohon, bahkan baru benih yang disemai. Lha kalau masih gabah dicocor ya wajar jika nanti hasilnya kayak bebek yang wek wek wek. Hahaha.

Maka saya tidak terlampau sedih atau harus merasa galau jika sejak pilpres hingga entah berapa tahun kedepan, chaos di media sosial dan mungkin juga di tengah masyarakat (tapi yang ini semoga tidak) akibat berita. Karena permasalahan ini serius, membangun masyarakat yang cerdas dan memiliki sikap “piye apike nggo bareng2” itu makin susah. Karena jika kata-kata yang dimunculkan sudah pakai pokoknya, atau kan mayoritasnya … Sudahlah, dialog yang isinya kata-kata begitu, kowe angel yen arep njelaske mutiara2 indah dalam kitab suci dan hadits yang isinya mengutamakan kedamain dan penyelesaian yang baik.

Akhirnya saya akhiri saja, sekaligus saya menyiapkan diri jika ada yang berprasangka bahwa saya telah menjadi kaum liberal karena ada yang menganggap situs itu liberal (dari beberapa kabar yang sampai ke saya). Sekali lagi saya punya pendapat, mojok.co itu situs jujur karena mendaku sebagai situs opini ketimbang situs berita yang menulis opini. Hahaha.

Gunungkidul, 21 Juli 2015

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.