Terbunuhnya khalifah Umar, Utsman, dan Ali adalah bukti betapa dekatnya mereka dengan umat, tidak perlu paspampres dan patroli pengawal yang sering bikin repot rakyat. Sekaligus bukti bahwa pemimpin agung seperti mereka, yang dunia mengakui reputasinya, tetap ada yang mendendam dan menjadi jalan kesyahidan mereka.
Atau bahkan Rasulullah yang sempat mencicipi daging kambing yang diracuni wanita Yahudi itu menandakan bahwa peradaban gemilang umat Islam di masa awal diliputi banyak prasangka baik dan perasaan aman dalam jiwa masing-masing. Bukan berarti tanpa bahaya, tetapi setiap bahaya sanggup diatasi dengan keyakinan.
Entahlah, saya mulai tidak paham dengan cara hidup manusia sekarang yang begitu menikmati banyak ketakutan. Jadi pemimpin sudah phobia saat didemo rakyatnya. Kecurigaan demi kecurigaan baru diproduksi.
Itulah mengapa perang di masa-masa itu sangat memberi pengaruh besar bagi dunia Islam. Karena ia memang dipersiapkan dengan hati yang suci, bukan dengan ambisi. Panglima-panglimanya adalah para sahabat pilihan.
Demikianlah sekelumit kisah salafus shalih, jika kita masih percaya dan ingin meneladani prinsip hidup mereka. Bukan malah sibuk ejek-ejekan hal-hal fisiknya melulu. Apalagi dikit-dikit bilang itu nggak ada di zaman mereka, yo Facebook ini juga nggak ada, mengapa masih bikin status.
Surakarta, 26 Mei 2015