Dia Si Mungil 

Dahulu, jaranglah aku bertemu dengannya..

Sekarang, sebaliknya.

Bagaimana bisa?

Entahlah

Dahulu, hanya di beberapa tempat aku melihatnya.

Sekarang?

Hampir di waktu senangku, sedihku, bahagiaku, marahku maupun galauku…satu waktu yang aku belum pernah mendapatinya di situ, yaitu kala aku tidur…aku tak pernah menjumpainya di mimpiku.

Bisa kukatakan padamu, seringkali, kutemukannya di kala aku ingin memenuhi kebutuhan fisikku atas asupan makanan, utamanya dikalau pagi.

Dia di sana sebelum lahapan pertama pecel ndesoku, dia di sana sebelum suapan pertama nasi bubur terikku. Bahkan dulu aku bangga dengan cabuk rambak (makanan khas Solo) yang ngga pernah sama sekali kulihat keberadaannya di sana! Karna penjaja cabuk rambak langgananku keren! 😀 Sampai negara api datang menyerang T ^T

Di kala aku mengerjakan pekerjaanku, dia ada di sana pula sebelum kriukan pertama kripik bayamku… ohhhh pernah kejadian yang aku khawatir-khawatirkan terjadi! Aku asyik nyamiki (kata ini lebih mendeskripsikan ekspresi aku yang bener bener lagi ngemil) makaroni goreng…jajanan yang 500 perak doang itu, tapi ini versi beli grosir, yang 1/4kg langsung dapet.

Ritual yang selalu kulakukan dan aku wanti-wantikan kepada saudara saudara kecilku, kurasa sudah kulakukan…sampai hampir kriukan ke 4 terakhir….

Bagaimana ngga, aku kan pemamah yang baik, kukunyah segala yang masuk di mulutku (selama berbentuk padatan) selama banyak kali sampai ajur!

Tapi kali ini, aaaak!!! Kenapa dia bisa MASIH BERADA DI SINI, dan KUGIGIT!!!

Di saat itulah…..air mata menitik, rasa syukurku kepadamu Tuhan…

Memori memori akan, rasa dekat dengan kematian seperti kala hampir terhimpit dua kontainer muncul. Oh aku masih diberi kesempatan hidup…. T ^T

terimakasih malaikat penjagaku…kau selamtkan aku dari bahaya isi straples yang tajam…si 1.5cm

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *