Ahh, Ga Kuat..

Ceritanya habis nengokin si mantan… yang bikin aku..

Dulu, kepikiran terus

Dulu, sering sekali nengokin

Dulu, rajin sekali pergi

Tapi..

Sekarang, ku mengernyitkan dahi

Sekarang, ga perlu menahan tangan.. kepikiran aja ndak

Sekarang, jarang jarang aja

Sekarang, bahkan ga pernah beli..

Tapi puji Tuhan, aku masih sempet beli banyak bahkan koleksi satu dua judul, jaman harganya masih sembilan ribuan kebawah.

Apasih, ah si mantan aku ga kuat beli kamu sekarang, sebenarnya kuat kuat aja, tapi aku punya pacar baru. Cukuplah kau jadi mantanku saja.

TITIK.

Yakinkan Aku Tuhan..

Tau gak?

Kadang kita tidak menyukai sesuatu, hanya karena…yang pada akhirnya kita temukan sebab utamanya adalah kesalahpahaman, ketidakjelasan, asumsi mu dewe..…yang tidak terkroscekkan dengan yang dimaksudkan, sehingga menimbulkan crash, gap, yang kadang berujung pada sikap menghindari, tidak menghiraukan alias mengabaikan…tidak menyukai… mencibir…atau sekedar terucap, ah kae…

Yakinkan Aku Tuhan…

Apa maksudnya? Kok bisa bisanya berujar kata seperti itu? Kenapa orang-orang pada suka??

YA!! Saat itu, aku langsung saja tidak suka, aku benci dan mencibir…setiap saat aku mendengar lirik lagu itu! :/ Ho oh ini cuma tentang lirik lagu,..eh tapi bukan cuma tentang lirik lagu…

Saat itu, entah umur berapa aku benar-benar heran kok bisa bisanya ada orang yang sampai menyanyikan lagu di mana di dalam liriknya itu dia mengaku-aku sebagai Tuhan! Sopo tho kui penyanyine?

Look, YAKINKAN.. AKU TUHAAAN… ~ ya ya bagian itu, AKU TUHAAAN…. AKU TUHAAAN

Tenanan wae? (yang benar aja – ekspresi dari kegregetanku saat itu)

Sampai-sampai aku pernah bilang kekak sepupuku, hey kamu jangan nyanyi lagu itu ah, masak ngaku aku sebagai Tuhan…

Ya ampuuun..

Yakinkan aku Tuhan, dia bukan milikku…. Biarkan waktu waktu…Hapus akuuu…

Yakinkan aku Tuhan….

The BCB

Suatu pagi di kota kecil yang kian ramai dan padat jalannya.

Hiduplah di sebuah rumah dalam perkampungan agak tidak tengah kota, seorang Nenek yang tidak sendirian, namun terlihat dari raut mukanya bahwa dirinya kesepian….lalu..

aduh maaf aku ga bisa ndongeng.

Langsung aja, pagi itu aku main ke tempat nenekku yang rumahnya ga jauh dari rumah yang aku tinggali. Kamu suka ga ngobrol sama nenek- ya orang dengan usia 60an ke atas begitu, baik nenek kakekmu sendiri atau nenek kakek tetanggamu, atau entahlah yang penting nenek kakek gitu lho. Suka? Beneran suka? Sabar ya? Mm situ pasti guru paud ya ahahaha

Ya bukannya ga sabar sama nenekku, tapi ya ngobrol sama nenek itu ga sama dengan ngobrol sama….Eh tunggu dulu, sebenarnya bukan karna usia yang ke 70 lebihnya usia beliau sih ya, tapi aku sadari setiap insan mempunyai karakter dan bawaannya masing-masing yang berbeda beda. Em, insan….kucing aja beda beda perangainya ^^” eh, bukan mau MADAKNE antara kucing dengan manusia, tapi faktanya setiap makhluk hidup, baik sejenis maupun beda jenis apalagi, punya karakternya masing-masing.

Lanjuut, nenekku usaha sampingannya buka warung klontong ukuran mini. Pekerjaan utamanya,.. memikirkan dan mengurus cucu-cucunya (para sepupuku)

Prolog ceritaku tadi bukan fiksi, asli..beliau merasa kesepian dalam ramai… jadi aku ajak ngobrol pagi-pagi itu. Saat itu beliau sedang memegangi setampah kacang hijau. Pemandangan yang biasa kulihat. Ga ada yang sangat spesial kecuali cucu nenekku yang saat itu sedang ngajakin beliau ngobrol, hahaha.

Ngobrol santai yang kadang jadi serius. Kamu tahu diapakannya kah kacang hijau yang setampah itu? Bukan mau dimasak lho, cuman beliau itu ingin menjadi penjual yang jujur dan baik, jadii kerikil-kerikil, biji-bijian yang sudah basi dipilah pilih dari kumpulan biji-biji yang waras, untuk dibuang. WOW

Aku ambil sebanyak dua apa namanya ya, dua tangan? Dua tangan kali dua kali pengambilan. Banyak biji, di hadapanku…hahaha gampang lah Cuma milihi seperti ini..

…5 menit..

10 menit…

Kok cepetan nenekku ya?

Aku amati, dan aku tanyakan.. hahaha anak muda ooh anak muda, energi boleh besar, tapi empan papanlah (batinku pada diriku) semangat boleh semangat, wo sangat dianjurkan…tapi jangan lupa, pesan: sedikit demi sedikit itu..manjur sekali. Bagaimana tidak, satu takupan, pilih pilih buang krikil.. dipilah,  pindah. Lanut takupan kedua, selesai, pindah, begitu seterusnya, pelan pelan tapi pasti. Ya kayak kalau makan itu lah, sesendok diproses sesendok diproses.. lebih cepat selesai untuk pengerjaan hal macam begini, pun juga kalau pas ngosek wc.. hm satu ubin satu ubin.. daripada berubin ubin tapi ga maksimal kinclongnya 😀

Begitulah The BCB.

The Biji Cangjo Bijak!

Dia Si Mungil 

Dahulu, jaranglah aku bertemu dengannya..

Sekarang, sebaliknya.

Bagaimana bisa?

Entahlah

Dahulu, hanya di beberapa tempat aku melihatnya.

Sekarang?

Hampir di waktu senangku, sedihku, bahagiaku, marahku maupun galauku…satu waktu yang aku belum pernah mendapatinya di situ, yaitu kala aku tidur…aku tak pernah menjumpainya di mimpiku.

Bisa kukatakan padamu, seringkali, kutemukannya di kala aku ingin memenuhi kebutuhan fisikku atas asupan makanan, utamanya dikalau pagi.

Dia di sana sebelum lahapan pertama pecel ndesoku, dia di sana sebelum suapan pertama nasi bubur terikku. Bahkan dulu aku bangga dengan cabuk rambak (makanan khas Solo) yang ngga pernah sama sekali kulihat keberadaannya di sana! Karna penjaja cabuk rambak langgananku keren! 😀 Sampai negara api datang menyerang T ^T

Di kala aku mengerjakan pekerjaanku, dia ada di sana pula sebelum kriukan pertama kripik bayamku… ohhhh pernah kejadian yang aku khawatir-khawatirkan terjadi! Aku asyik nyamiki (kata ini lebih mendeskripsikan ekspresi aku yang bener bener lagi ngemil) makaroni goreng…jajanan yang 500 perak doang itu, tapi ini versi beli grosir, yang 1/4kg langsung dapet.

Ritual yang selalu kulakukan dan aku wanti-wantikan kepada saudara saudara kecilku, kurasa sudah kulakukan…sampai hampir kriukan ke 4 terakhir….

Bagaimana ngga, aku kan pemamah yang baik, kukunyah segala yang masuk di mulutku (selama berbentuk padatan) selama banyak kali sampai ajur!

Tapi kali ini, aaaak!!! Kenapa dia bisa MASIH BERADA DI SINI, dan KUGIGIT!!!

Di saat itulah…..air mata menitik, rasa syukurku kepadamu Tuhan…

Memori memori akan, rasa dekat dengan kematian seperti kala hampir terhimpit dua kontainer muncul. Oh aku masih diberi kesempatan hidup…. T ^T

terimakasih malaikat penjagaku…kau selamtkan aku dari bahaya isi straples yang tajam…si 1.5cm