Gigi sedikit menggigit apa yang dekat dengannya, yang dia bisa gigit, kebetulan bibir….bibirku sendiri sayangnya.
Tangan kananku sambil memegangi hp yang dipakai buat torch, ternyata sedikit trembling….Cuma sedikit sekali kok, mungkin kata sedikit gemetar lebih pas daripada trembling ya, hehe
Lekat kuamati. Lekat-lekat…iya sangat lekat? Itulah yang bikin aku sedikit gemetaran..iya tangan kananku saja. Entahlah, kok bisa bisanya tubuhku memilih bagian tangan kananku yang jadi agak gemetaran, bukan bagian yang lain…hehe
Siapa yang ngga grogi, barang kecil sekecil beberapa milimeteran doang itu, kok ngga segera kedengeran suara kliknya… Ahahaha malah jadi inget masa lalu, di mana jaman segitu masih sering orang punya piaraan di rambutnya, wkwk si Tu Mo tau kan suara “ctes” nya ketika titik hitam yang ditemukan di rambut itu “dipithes” dengan kuku2 jempoooool
Aku ga lebay, setelah beberapa saat tidak berhasil berhasil….lalu akhirnya suara klik itu terjadi!! Ya Allah! Lega stadium 1 hihi!
Selanjutnya juga ga kalah bikin degdegan, aku seringnya degdegan kalau sesuatu berjalan ngga mulus, agak aja kok. Hehe
Sebelum-sebelumnya sih karna aku pernah tau, bahwa kegagalan kegagalan sudah pernah terjadi. Makanya itu bikin sempet khawatir, sambil terus merapal doa, sembuhlah sembuhlah, berhasillah.
Menangani hal yang kita cintai, yang punya sifat lemah…agak ringkih, itu sesuatu. Sabar, telaten, pelan pelan jangan grusa grusu orang jawa bilang.
Fiuh! Kelegaan luar biasa terimakasih Allah, terimakasih kakakku yang mau menyempatkan malamnya, menepis kantuknya, untuk menjadi tukang bedah hp ku. Hp yang sudah lama mati. Yang sudah hampir tidak pernah kugagas kalau tidak tergeletak di pojok mejaku. Aku tetep ada rasa menyesal, kenapa ga kurawat baik baik hp yang pernah mati ini, meskipun ga ada hal buruk yang terjadi selama dia mati, tapi tetap aku sadari betapa, kalau sesuatu sudah berbau tidak berguna di mataku, kadang aku jadi jarang menggagasnya, merawat apalagi. Semoga kau maafkan aku, yang sempat skeptis sama kamu, sempet lama ga merhatiin kamu ketika matimu. Semoga moment ini, suasana hati, nuansa, bau, kesegarannya, rasa bahagianya, entah apa bisa disebut syukur- terlalu muluk.. mereka terekam baik di dalam diriku, dan bisa kupanggil kembali di saat yang ku mau terlebih di saat yang kubuthkan, untuk semacam menjadi pengingat… rawatlah rawatlah, cobalah untuk apa adanya…. Syukuri syukuri.
Eling.