Selama mindset sejarah kita selalu bicara raja-raja dan lupa berbicara manusia, maka selama itu kita akan lebih suka perang ketimbang mengusahakan jalan damai. Karena dalam kehidupan yang berorientasi kekuasaan, apalagi dalam wujud kerajaan atau semacamnya, tidak mungkin tidak kecuali dengan perang.
Dan itu tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah maupun 4 khalifah terbaik. Mereka menyerukan perang bukan untuk berkuasa, melainkan membebaskan manusia dari cengkeraman penguasa, agar hidup merdeka sebagai manusia. Buktinya mereka tetap hidup sederhana dalam kemiskinan, padahal di genggaman mereka ada kekuasaan dan dunia yang berkelimpahan.
Mungkin bagi sebagian orang, sangat tidak masuk akal jika Umar bin Khattab, yang berhasil mengirim pasukan untuk menaklukkan Persia dan Bizantium sekaligus, dengan rampasan perang yang tak terhitung jumlahnya, tetap tidur di atas tikar, jubahnya satu saja dan penuh tambalan, hingga akhir hayatnya masih punya banyak hutang. Bahkan ia tanpa pengawal pribadi, dan wafat dibunuh oleh salah seorang yang dendam padanya, dan sempat pura-pura ikut shalat di shaf pertama. Begitu juga 3 pemimpin yang lainnya. Dan Rasulullah sendiri meninggal dalam keadaan sangat sederhana. Tapi aku sepenuhnya percaya dengan hal itu.
Mereka manusia yang mengajak manusia lainnya merdeka sebagai manusia, bukan sebagai sahaya. Sahaya dalam bentuk apa pun. Tapi hari ini, perbudakan kembali dijalankan, terutama ….. lanjutkan sendiri. Yang harus dilahirkan umat Islam itu pemimpin dengan kepemimpinannya, bukan penguasa dengan kekuasaannya.
Juwiring, 31 Mei 2016