Dr. Zakir Naik mengatakan bahwa Quran itu “the book of sign” bukan “the book of science”. Saya sepakat dengan beliau. Karena ini adalah kitab yang diturunkan untuk memperbaiki akal manusia agar kembali memandang sesuatu di keseluruhan kehidupan ini sesuai dengan pandangan-Nya.

Jadi menurut saya tidak benar ada cocoklogi ayat Quran dengan sains. Tidak ada hubungannya Isra’ Mi’raj dengan kecepatan cahaya, tidak ada hubungannya barqun dengan kilat seperti dalam pengertian ilmu modern. Quran adalah yurisprudensi bagi kehidupan manusia yang mau menyambut hidayah Allah. Ia adalah sumber inspirasi yang tidak ada habisnya bagi manusia untuk merumuskan ilmu pengetahuan.

Jika kebetulan para ahli kandungan menemukan sesuatu yang mirip dengan penceritaan peristiwa reproduksi dalam Quran, maka sebagai seorang yang beriman kepada Quran pasti akan mengatakan bahwa ayat-ayat Quran adalah yang asasi, dan fakta-fakta sains adalah relatif. Sehingga jika nanti ada berbagai dinamika dalam proses penelitian, ilmuwan yang beriman tidak akan pernah mencocoklogikan ayat-ayat Quran agar sesuai dengan hasil penelitiannya atau malah menyangkal dan merendahkan ayat Quran.

Di bandingkan dengan sains, kandungan inspirasi-inspirasi ilmu sosial dalam Quran jauh lebih besar. Tetapi di peradaban materialisme seperti sekarang, ilmu sosial tinggal menjadi fantasi-fantasi menara gading. Barangkali mengapa jurusan IPA lebih diminati juga karena ini? Mungkin. Mungkin lho. Silahkan dibuat penelitian jika ingin membuktikan.

Surakarta, 21 September 2015

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.