Mengakui Indonesia tapi menafikan kontribusi Barat itu konyol. Sebab tradisi asli leluhur bangsa ini adalah konfederasi.

Tapi kalau dibukakan apa kontribusi Barat bagi terbentuknya negara modern yang unik ini, justru si pembuka dicap pemuja Barat.

Menjadi Indonesia, menjadi negara kesatuan, menjadi masyarakat yang agak-agak sekuler seperti ini, bagaimana pun itu adalah hasil kontribusi Barat yang tidak bisa dibantah.

Kalau mau kembali ke zaman keemasan Majapahit atau kesultanan Islam ya kembalilah ke bentuk konfederasi. Setiap wilayah sekecil apa pun punya hak menjadi negara berdaulat dengan pranata sosial kebudayaannya sendiri.

Lalu mau apa? Memerdekakan wilayah? Yakin wani? Akan bikin geger sejarah yang mengerikan. Belum tentu juga hasilnya lebih baik. Maka dari itu, ya dalam beberapa hal perlu dibuka sejarah yang selama ini ditutupi dengan rapat oleh orde Lama, apalagi orde Baru yang sama-sama mengajarkan hipernasionalisme.

Itulah yang realistis dilakukan agar bangsa ini bisa belajar dan memahami masa lalunya, bagaimana leluhurnya terdahulu hidup, bagaimana ketika Eropa menanamkan pengaruhnya sehingga mengubah banyak tata kehidupan yang terdahulu.

Tapi nggak mau tahu juga nggak apa-apa, asal nggak memaksakan asumsinya dan merendahkan pendapat yang tidak sejalan dengan asumsinya. Lalu menuduh sesat berdasarkan sebuah ramalan yang sebenarnya sudah terealisasi sejak zaman kolonial.

Surakarta, 23 Mei 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.