Sejak menikah, saya bersemangat untuk memulai proyek ini. Kegelisahan melihat kebiasaan masyarakat buang sampah sembarangan dan melihat tumpukan-tumpukan sampah di TPA itu selalu bikin ngeri.

Setidaknya ini semacam laku/ wirid pribadi, agar si kecil besok bisa menyaksikan bahwa orang tuanya setidaknya bisa bertanggung jawab pada kotorannya sendiri untuk tidak menjadi sumber masalah baru bagi orang lain.

Sementara ini baru dua tipe sampah, plus sampah kertas yang relatif bisa dimanfaatkan kembali. Ecobricknya sebagian sudah dibooking Bu Sri Dayan Suryani, tapi belum diambil-ambil. Silahkan yang mau booking berikutnya, gratis. Asal diambil sendiri.

Lumayan ini bisa digunakan untuk urug lantai bersama tanah bagi yang mau bangun rumah atau dijadikan bahan pengganti batu bata. Kepadatannya bervariasi tergantung dari jenis plastik yang diplenet-plenet. Dan saya sering memilah-milahnya berdasarkan warna dan tipe, sekedar untuk memuaskan selera pribadi saja.

Adapun sampah plastik basah dan popok bayi masih terpaksa dibuang. Baru direncanakan untuk popok bayi mau dimanfaatkan untuk media tanam. Tapi yang popok isi pup mungkin tetap dibuang karena keterbatasan waktu untuk eksperimen. Yah semoga dimaafkan oleh alam. Berharap semoga menemukan komunitas yang memang punya usaha bersama mengkonservasi sampah-sampah kelas berat yang tidak bisa ditangani sendiri di rumah.

Konservasi sampah rumah tangga itu butuh dijalankan kolektif. Setiap rumah tangga perlu memulai. Sebab problem sampah itu tidak mungkin bisa diselesaikan secara politik oleh rezim manapun, selama masyarakat kita terbiasa buang sampah sembarangan. Dari masalah sampah ini, kita bisa membaca Indonesia dengan lebih sederhana. Mengapa yang bercokol di pemerintahan adalah orang-orang yang menguasai lahan dan menjadi pelaku kerusakan lingkungan? Karena kita kebanyakan juga berperilaku sama.

Bedanya, mereka berkuasa dan kaya. Kita kere dan ditindas sama mereka. Tapi soal kebiasaan membuat kerusakan lingkungan, kita mirip.

Surakarta, 16 Maret 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.