Jarene lo ya, adanya negara dan pemerintahan itu untuk pemerataan kesejahteraan. Maka jika berangkat dari definisi itu, pertama-tama pihak mana saja yang berkepentingan atas kesejahteraan?

Di Indonesia, secara garis besar ada petani, nelayan, buruh, pedagang kecil, konglomerat, dan ASN. Nah, mengapa partai-partai yang ada tidak mencerminkan kelompok-kelompok di atas secara spesifik?

Kalau ingin mencapai keseimbangan dalam pemerataan kesejahteraan, harusnya ada partai Petani, partai Nelayan, partai Buruh, partai Pedagang Kecil, dan partai Konglomerat. Kalau ASN aspirasinya bisa diwakili partai buruh, sebab ia hakikatnya juga bekerja sebagai orang gajian.

Bandingkan dengan partai-partai yang ada di Indonesia sekarang. Kepentingan macam apa yang diperjuangkan PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, dll itu. Apalagi kalau ditelisik para elitnya, jebul mereka semua adalah kaum konglomerat. Artinya sekian partai itu adalah partainya para konglomerat. Maka aspirasi yang diperjuangkan ya aspirasi para konglomerat.

Petani, nelayan, buruh, pedagang kecil, bahkan ASN itu tidak punya ruang aspirasi yang kuat secara politik, sebab mayoritas partai adalah milik para konglomerat. Kalau pun ada partai berbasis kader, kekuatannya sangat kecil, sebab yang diperjuangkannya kurang menyentuh sasaran dan tidak fokus pada pihak-pihak yang terkait dengan urusan pemerataan kesejahteraan seperti yang saya sebutkan di atas.

Maka tidak heran, jika hingga hari ini, pemerintah melayani konglomerat dan sering mengorbankan rakyat. Termasuk di dalamnya menekan para ASN sehingga banyak yang memilih jadi penjilat para pejabat. Sebab para elit politikus itu adalah konglomerat. Mereka bicara untuk kepentingan konglomerat, meskipun mengaku atas nama rakyat. Rakyat yang mereka sebut ya maksudnya konglomerat itu. Nah, rakyat Indonesia itu sukanya ke-GR-an. Begitu disebut rakyat, langsung do percaya dan berapi-api mendukung mereka. Direwangi eker-ekeran neng medsos.

Jadi, apakah pemilu semacam ini akan dilestarikan?

Surakarta, 19 Maret 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.