Di momen peringatan hari kemerdekaan yang masih hangat ini, mari kita ingat bahwa dulu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia direspon oleh Palestina yang saat itu masih berjuang melawan Inggris. Lalu para ulama Palestina mendesak Raja Mesir-Sudan untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.

Maka dari itu, mari berusaha membebaskan Palestina dari cengkeraman Zionis. Caranya adalah dengan bersatu menjadi negara yang kuat. Ora udur-uduran soal pemimpin wae, ora curiga-curigaan terus soal koalisi politik, pokoke aja nambah ruwet urusane negara sing wis mawut iki. Aja nambah masalah sing luwih ra cetha.

Kalau Indonesia jadi negara kuat dan politik luar negerinya disegani, niscaya mengerakkan negara-negara lain untuk mendukung kemerdekaan Palestina akan lebih mudah. Ra usah do golek eksistensi sebagai pihak yang paling berjasa untuk Palestina dengan berbagai klaim yang berlebihan. Apalagi setiap HUT RI, bangsa Palestina turut merayakan kemerdekaan Indonesia. Po ra do isin?

Kalau sudah kayak gitu rasanya aku muk terharu. Anak-anak Palestina itu hakikatnya tidak pernah dijajah Zionis. Jiwa mereka tetap merdeka meskipun wilayahnya sering diganggu pasukan Zionis. Nah, lihat diri kita saat ini, yang untuk akur satu sama lain saja susah. Ribut soal sepele, kerah urusan duit, dan pecah urusan kekuasaan terus. Muk soal nduding pas shalat we dadi rame, muk soal shalawatan we dadi rame, bahkan muk soal nulis Insya Allah we dadi rame.

Mari lihat lagi video anak-anak Palestina, khususnya Gaza yang turut merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Po ra isin ribut terus awake dhewe. Mereka sejak 1945 sampai 2016 ini tetap konsisten mengakui kemerdekaan kita. Sementara kita di sini malah men-tidak-merdeka-kan diri akibat ketergantungan macam-macam. Bahkan termasuk urusan belajar sains dan agama we kudu impor utuhan saka Barat lan Arab saking ra percaya dirine.

Juwiring, 20 Agustus 2016

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.