Orang-orang hebat di negeri ini sedang berkontribusi menyelesaikan masalah-masalah besar negara, dari persoalan ekonomi, kepemimpinan, hingga keagamaan.

Dalam rangka perjuangan itu, ternyata banyak meninggalkan sampah, limbah, hingga kerusakan lingkungan akibat banyaknya industri dan festivalisasi apa pun yang dianggap sebagai solusi dari berbagai masalah.

Alam tidak akan pernah berdusta. Dia adalah saksi bisu sejarah dari kemunafikan peradaban manusia. Mau manusia omong apa pun tentang ajaran Tuhan dan kesejahteraan hingga muluk-muluk, alam memberi bukti nyata akan kebohongan demi kebohongan manusia dari masa ke masa.

Mendaras kembali tugas khalifah fil Ardh yang Allah mandatkan kepada manusia, terasa nggrantes rasanya jika hingga hari ini saja saya masih terus menerus menyetor sampah dan limbah yang merusak lingkungan meskipun sudah berusaha menekan sebisanya.

Tidak perlu menuntut orang lain harus memberesi masalah besar ini. Toh kampanye politik dari waktu ke waktu hanya sibuk mengurusi kepentingan manusia saja. Itu pun manusia yang segolongan saja. Jadi sampai dobolen nanti, konflik antar manusia nanti ya cuma soal rebutan kursi, sambil terus nyampah dan merusak lingkungan.

Jadi, saya sekarang sedang mencoba memilah-milah sampah dari yang organik dan plastik. Yang organik saya kembalikan ke tanah. Yang plastik kering saya isolasi dalam botol-botol air mineral untuk suatu saat bisa digunakan kembali. Yang plastik basah dan berisi makanan bau, mohon maaf alamku, aku belum bisa mengatasi hal ini sendirian. Jadinya terpaksa kubuang di depan rumah agar diangkuti bapak-bapak petugas sampah yang sudah bekerja keras sejak sebelum subuh. Semoga diampuni.

Surakarta, 8 Mei 2018

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.