Di mana pun negeri di dunia ini, tidak ada yang kesuburannya melebihi pulau Jawa dan secara umum kepulauan Nusantara. Tanah ini saking kayanya, dikeduk oleh kartel-kartel bisnis kolonial sejak ratusan tahun silam tidak ada habisnya. Sampai yang ngeduk kecapekan dan ditendang oleh yang baru.
Di negeri ini pula, kita jumpai masyarakat yang begitu uletnya menjalani hidup. Peradabannya sangat tua, sangat terbuka, ramah dan tidak anti-antian ini itu. Cuma akhir-akhir ini kita sedang melihat gerakan membodohkan diri bersama karena tidak percaya diri massal. Rasa tidak percaya diri ini menimbulkan perpecahan serius, karena sebagian golongan menjadi peniru A, sebagian lainnya peniru B, dan sebagian lainnya peniru C. Masing-masing mengklaim yang terbaik dan bertengkarlah semua dengan keyakinannya sendiri-sendiri. Aneh memang, tapi itulah yang sedang kita saksikan.
Di tanah ini, berbagai kekuatan jahat bisa tetap hidup tetapi tidak mampu menguasai secara keseluruhan anasir tanah Jawa dan Nusantara. Yang merasa jadi penguasa saat ini di negeri ini, kalian pasti kecelik. Kamu bisa mengklaim, tapi tidak akan pernah mendapatkan apa-apa kecuali kenikmatan sesaat. Toh kamu keruk seluruh kekayaan negeri ini, yo ra bakal rampung. Negeri ini terlalu kaya untuk dirampok. Ibarat ledek disenggamai, yang capek yang laki-laki.
Negeri ini adalah negeri yang boleh jadi seperti yang digambarkan oleh al Quran agar manusia-manusia bisa mengimajinasikan sedikit kenikmatan syurga, meskipun sudah pasti syurga tidak seperti ini. Nuansa hijau, sungai-sungai yang mengalir jernih, dan segarnya buah-buahan, semua ada di sini. Walau pun sekarang kenyataan fisik itu semua dirusak oleh masyarakat kita sendiri yang sedang ramai-ramai melakukan pembodohan massal yang dikoordinasi oleh orang-orang elitnya yang katanya lulusan luar negeri.
Meski demikian, masih banyak generasi-generasi di negeri ini yang terus berjuang untuk merdeka. Keyakinan mereka sudah tidak lagi dikurung oleh perspektif negara, apalagi cuma urusan demokrasi dan pemilu. Mereka mulai menyadari perlunya kebangkitan secara global dengan membangun kehidupan yang kokoh secara spiritual dan berdaulat secara sosial. Mereka tidak lagi ruwet memikirkan negara, karena mereka menjadikan negara sebagai sparing partner saja. Tidak dimusuhi, tapi juga tidak perlu dikasih hati. Biar saja sesukanya.
Meskipun jika dilihat secara kasat mata sepertinya kok mau ada kehancuran besar di negeri ini, tapi setelah melihat dari sudut pandang yang berbeda, ternyata tidak. Allah memang sedang akan memisahkan hamba-hamba-Nya agar sangat jelas terlihat mana yang akan bergerak menuju kebinasaannya, mana yang akan bertahan pada jalan keselamatan Dien-Nya. Salah satu pemantiknya adalah dengan adanya fitnah informasi yang sedemikian dahsyat. Allah ingin menunjukkan kepada kita keaslian dari cara berpikir dan sikap hidup kita.
Saya sangat bersyukur dilahirkan di bumi para waliyullah ini. Ketika belahan bumi yang lain satu per satu digulung dalam fasad besar-besaran oleh Ya’juj dan Ma’juj, tanah ini masih mampu bertahan dari walau sudah sejak berabad-abad silam diserang tanpa henti. Saking mengerikannya, umat Islam di negeri ini pun mulai tergoda untuk menjadi bagian dari mereka. Kita patut cemaskan diri kita, karena 999 dari 1000 orang pada hari pengadilan nanti akan diseret ke neraka. Yaitu mereka yang menjadi pengikut Ya’juj dan Ma’juj.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya.
Juwiring, 27 Februari 2017