Menyebut nama Erdogan di hadapan pengikut Fetullah Gulen adalah kekonyolan yang kulakukan tadi malam. Ntut tenan, kok yo aku kepleset ndadak menyebut namanya, padahal karepku pengin takon peran pemerintah (secara diwakili pemimpinnya dong, Erdogan) dalam membangun SDM di Turki (tentu saja lewat pendidikannya) menurut pendapate Bapake.

Untungnya di maiyah tidak berlaku semprotan, dan aku tidak disemprot oleh Bapaknya. Beliau (Bapak Mehmet) memberi jawaban yang bijak bahwa yang terpenting dalam sebuah proses pemberadaban sebuah negara adalah penyelenggaraan pendidikannya dan penghormatan kita pada para guru. Pemimpin bisa berganti setiap saat sesuai dinamika politiknya.

Dan Mbah Nun langsung mewejangku, “dolano nang Kadipiro mas, tak kasih banyak bahan untuk kamu belajar tentang Erdogan dan Turki. Jangan sampai pikiranmu cuma linier sehingga pembacaanmu terhadap realitas Turki hanya dikendalikan oleh broadcast WA dan info dari satu pihak. Pelajarilah sesuatu itu dengan lengkap”. Nggih mbah, saya tanyanya memang kurang tepat.

Setidaknya beliau (bapak Mehmet), sebagai seorang guru dan budayawan mengaku kagum dengan Indonesia. Mengapa? Karena di Indonesia, kata beliau masih mudah menemui orang yang shalat. Kata beliau, di Turki orang-orang muslimnya banyak, tetapi yang mengerjakan shalat belum sebanyak orang Indonesia. Mbah Nun pun mencoba memberi amaran agar kita tidak merasa sombong, boleh jadi rakyat Turki menyembunyikan hal semacam itu dan lebih suka menampakkan akhlak kebaikannya kepada sesama.

Pelajaran yang saya petik dari maiyahan tadi malam, nek arep takon dipikir sik kalimate n diidentifikasi dahulu personel sing ameh ditakoni, ben ora kleru. Meskipun Fetullah Gulen dan Erdogan sama-sama mencintai Turki, tapi keduanya sedang dalam dua kutub yang berbeda. Setidaknya saya belajar bahwa perbedaan itu tetap indah selama keduanya sama-sama serius memperjuangkan negerinya.

Juwiring, 18 Januari 2016

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.