Bangsa ini, saking begitu putus asanya, setiap benih-benih kebangkitannya langsung “di-mblekki” beban begitu besarnya oleh sebagian besar kita yang putus asa.

Mas Pipit yang dulu tidak diakui oleh RI, mau pulang dan membenahi birokrasi agar berjalan sehat seperti Jerman langsung disumpal dengan pertanyaan “kapan bisa berhasil?”. Woalah mas, takonmu ki dobol tenan. Pelatih sepak bola itu juga nggak bisa memastikan timnya menang di lapangan.

Lalu timnas U-19 yang baru seger-segernya bermain. Akhirnya dielu-elukan hingga nggilani. Disoraki saat tampil di latihan ujicoba di televisi. Padahal saat itu mereka sedang jadi korban pemerasan oknum mengingat harga jualnya di televisi. Akhirnya kalah di HBT dan Piala Asia. Indra Sjafri pun dihujat habis, padahal tak sepenuhnya salahnya, karena ia pun korban dari kejahatan para pengeksploitasi.

Dan hampir setiap yang baru tumbuh langsung kita bebani dengan harapan-harapan yang tidak masuk akal. Mbok ya sejak sekarang itu berharapnya itu kepada Allah, lalu mandirilah dengan dirimu. Perjuangkan dirimu itu dengan sebaik-baiknya. Nek dirimu baik nanti perubahan ini ya pelan-pelan akan terjadi. Suwe? Yo jelas, wong remuke kahanan kayak mengkene kok.

Demikianlah nasihat kompilasi nasihat Mbah Nun dalam forum-forum Maiyah.

Jadi biarkan Pak Ridwan Kamil, Bu Risma, Bang Ricky Elson dan para manusia emas negeri ini berjuang dalam jalurnya masing-masing. Kita juga berjuang semampu kita. Jangan dikit-dikit latah ala politik ra nggenah seperti periode 2004, 2009, 2014. Sudah cukup 3 kali kapusan habis-habisan. Masih mau diulang lagi?

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.