Hah, ini adalah teks pidato yang aku bawakan waktu lomba pidato pemuda di desa di peringatan Hari Kemerdekaan. Selamat menikmati

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Dewan juri yang saya hormati

Lurah desa Beji beserta jajarannya yang saya hormati

Rekan-rekan pemuda yang saya cintai

Hadirin yang berbahagia

Marilah senantiasa kita awali hari-hari kita ini dengan setangkai kesyukuran kepada Alloh azza wajalla yang telah menganugerahkan kepada kita kesehatan dan kesempatan sehingga kita dapat bertemu dalam majelis yang hangat ini dalam keadaan yang sebaik-baiknya tanpa ada kekurangan. Semoga keselamatan senantiasa Dia limpahkan kepada kita semua hingga berakhirnya majelis ini. Amin

Hadirin yang berbahagia

Mengapa kita berkumpul di sini pada bulan yang bersejarah ini?

Jawabannya adalah karena kita memiliki kepedulian terhadap desa ini dan masih memiliki sedikit jiwa pemuda seperti yang telah dimiliki chaerul shaleh dan teman-temannya pada masa itu. Maka dari itu, di kesempatan yang berbahagia ini saya akan mengetengahkan sebuah kajian singkat mengenai peran pemuda dalam pembangunan desa.

Hadirin yang berbagagia

Berbicara mengenai peran pemuda dalam pembangunan desa tidak dapat kita terangkan secara sederhana seperti seorang ayah yang bekerja di sawah kemudian di bantu oleh seorang anaknya yang kuat dan perkasa. Berbicara mengenai pemuda ada berbicara masa depan dan segala pemikiran yang mengarah pada masa depan.

Pemuda adalah semua orang baik yang remaja maupun dewasa yang masih memiliki jiwa revolusi dan suka dengan segala gejolak perubahan. Seorang pemuda adalah seorang yang jiwa dan akalnya masih dalam tahap perkembangan akhir untuk menemukan karakter sejati dari dirinya sendiri. Ia adalah jiwa yang sangat suka untuk mencoba hal-hal baru dan suka untuk menciptakan hal-hal yang baru pula. Jadi jika Anda sekalian yang hadir di sini mengaku berjiwa muda namun sedikit pun tidak pernah ikut memikirkan masa depan masyarakat di sini, tidak pernah dan tidak mau member kontribusi bagi masyarakat di sini, maka silahkan ditinjau kembali pengakuan Anda sekalian sebelum dikoreksi oleh orang-orang terdekat Anda.

Perlu dipahami pula, bahwa pembangunan di sini bukan  seperti kegiatan mengecor jalan di mana para pemuda yang kekar-kekar menjadi tim utama yang hanya menerima komando dari yang lebih tua atau kegiatan kerja bakti ibu-ibu di mana gadis-gadis remaja yang ikut kegiatan diajak ngerumpi membahas hal-hal yang sangat-sangat tidak penting. Bukanlah seperti itu, pembangunan di sini adalah keseluruhan upaya yang sanggup dilakukan oleh seluruh warga desa untuk mencapai keadaan yang lebih baik, lebih maju dan lebih bermartabat.

Hadirin yang berbahagia

Apa peran pemuda dalam pembangunan desa?

Saya katakan, peran yang seharusnya dilakukan oleh para pemuda banyak sekali. Setiap bidang pembangunan yang ada harus ada unsur yang namanya pemuda.

Kita awali dengan pertanyaan berikut dan semoga kita dapat memberi kesimpulan sendiri akan hal ini. Dalam pemberdayaan masyarakat, siapa yang lebih berpeluang untuk mencari ilmu dan menyampaikannya kepada masyarakat? Dalam ajang kompetisi antar masyarakat seperti berbagai macam perlombaan, siapa yang lebih berpotensi untuk diutus dan berpeluang untuk menang? Dalam bidang keagamaan, siapa yang paling mudah untuk diarahkan sebagai perintis di garda depan? Dalam menyambut perubahan, siapa yang paling mudah menerima dan mengejawantahkannya? Jawaban atas pertanyaan itu semua tentu adalah pemuda atau generasi muda.

Pertanyaan berikutnya, sudahkah mereka memasuki bidang-bidang tersebut? Jawabannya pasti akan bervariasi. Sudahkah kita menjumpai pemuda desa beji ini yang lama bersekolah di kota kemudian kembali ke desa ini dengan tujuan untuk mengenalkan pengetahuan yang ia peroleh selama bersekolah atau mengenalkan teknologi baru sehingga dapat mengangkat ekonomi masyarakat secara mandiri? Sudahkah kita menjumpai pemuda desa beji ini, yang mengharumkan nama desa sampai ke tingkat provinsi atau nasional? Sudahkah kita jumpai pemuda desa beji yang sanggup menjadi pelopor dalam pembinaan moral dan keagamaan para remaja dan masyarakat umum? Sudahkah kita jumpai pemuda desa beji yang mandiri, produktif dan selalu bersemangat untuk menimba ilmu-ilmu yang bermanfaat? Saya persilahkan hadirin di sini untuk memikirkan jawabannya.

Hadirin yang saya hormati

Mari kita uraikan satu persatu masalah-masalah di atas.

Peran pemuda yang pertama adalah memperdalam ilmu dan pulang kembali ke desa untuk menyampaikannya ke masyarakat. Riilnya adalah seperti ini, jika seorang bersekolah maka hendaklah bersungguh-sungguh dan mengerti apa tujuan utama ia bersekolah, yaitu melakukan perbaikan diri. Hasil yang ia capai hendaknya tidak hanya semata-mata digunakan untuk mencari harta, tapi juga untuk pengabdian. Ia tularkan ilmu yang telah didapatkannya kepada masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa sesuai dengan kapasitas dan daya tangkap masyarakatnya.

Peran selanjutnya adalah menjadi delegasi dan wakil terdepan dalam berbagai ajang kompetisi masyarakat. Kompetisi di sini tidak boleh dipahami secara sempit hanya sebatas perlombaan. Tetapi bagaimana, pemuda memiliki daya saing yang handal dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga desa ini diperhitungkan oleh masyarakat lain maupun pemerintah karena kualitas dan kuantitas pemuda yang ada.

Hadirin yang berbahagia

Peran selanjutnya adalah menjadi perintis gerakan perbaikan moral dan pembinaan keagamaan bagi masyarakat. Sudah seharusnya para pemuda menyadari kerusakan moral remaja yang terjadi saat ini. Maka kesadaran diri untuk bangkit dari keterpurukan menjadi syarat utama sebelum melakukan pembinaan kepada masyarakat. Jika ini terlaksana, tentu kita tidak akan menjumpai masjid-masjid sepi dari adzan atau masjid-masjid menjadi keriput karena hanya berisi kakek-kakek yang tinggal menunggu waktu kereta tiba.

Dan yang paling penting, adalah pemuda harus memiliki jiwa untuk selalu belajar dan mengikuti perubahan. Orang yang paling bodoh adalah orang yang berkata bahwa ia sudah pandai dan tidak perlu belajar lagi. Orang yang lulus bukan berarti telah selesai belajar, tetapi justru dituntut untuk belajar lebih keras, yaitu belajar tentang realita dan fakta yang ada di lingkungannya.

Hadirin yang saya hormati

Peran tersebut hanya dapat dilaksanakan oleh para pemuda jika factor-faktor pendukungnya dapat terpenuhi. Faktor-fakor tersebut adalah factor internal dan factor eksternal.

Factor pertama adalah factor internal, yaitu factor yang berkaitan dengan diri para pemuda itu sendiri. Factor ini meliputi motivasi dan keinginan untuk berprestasi. Jika para pemuda mampu menghadirkan dua hal ini pasti mereka akan menjadi orang-orang yang berkemauan keras dan berjiwa pejuang seperti para pemuda Indonesia di masa lalu yang akhirnya mampu mengikrarkan sumpah pemuda dan akhirnya menjadi perintis kemerdekaan. Namun jika para pemuda tidak memiliki dua hal itu, maka sebenarnya masa depan desa ini telah mati karena pemuda-pemuda jenis ini kelak akan berkata “ga usah neko-neko, mari kita lakukan apa yang telah nenek moyang kita lakukan”. Jadi ketika desa kita terbelakang, maka pemuda-pemuda yang semacam itu sebenarnya ingin berkata biarkan desa kita terbelakang asal saya tetap senang.

Hadirin yang berbahagia

Factor yang kedua adalah factor eksternal, yaitu factor yang berkaitan dengan lingkungan dan masyarakat. Keberadaan factor eksternal ini sama pentingnya dengan factor internal. Bahkan factor-faktor ini lebih banyak jumlahnya dan fungsinya lebih cenderung menjadi penghambat, diantaranya

Satu, kultur masyarakat yang sulit berkembang. Masyarakat desa umumnya selalu menganggap tradisi lebih baik dari pada ilmu pengetahuan. Sehingga akan berdampak buruk ketika para pemuda mengutarakan gagasan ilmiahnya. Mereka akan mengucilkan para pemuda yang dianggap nyleneh tanpa pemikiran yang jernih dan permusyawaratan yang baik karena dianggap tidak sesuai dengan adat yang telah berlaku. Bahkan terkadang yang menjadi penentang pertama justru tokoh-tokoh masyarakatnya. Ini masih sering terjadi di masyarakat kita. Sehingga banyak para pemuda yang memilih diam, padahal di otak mereka tersimpan segudang ide yang seandainya semua disampaikan pastilah akan ada satu yang lebih luar biasa dari sekian pendapat orang-orang tua.

Kedua, modernisasi dan globalisasi. Pemuda adalah golongan yang paling mudah mengakses dan menerima berbagai perubahan. Namun jika mereka tidak memiliki benteng pribadi justru akan menjadi golongan pertama yang paling rusak akibat kemajuan teknologi dan arus globalisasi.

Jika kedua factor tersebut tidak dapat dikendalikan maka peran pemuda bagi pembangungan desa akan sulit diwujudkan. Maka sudah saatnya masyarakat dan pemerintah menyadari pentingya peran pemuda bagi pembangunan masyarakat sehingga mereka dapat memberikan tempat yang semestinya bagi para pemuda.

 Hadirin yang berbahagia

Pemuda bukan kuli yang dapat diperintah sesuka hati untuk membantu tuannya. Tetapi pemuda adalah mesin berteknologi tinggi yang apabila dikendalikan dengan baik akan menghasilkan kerja yang luar biasa. Mari bersama kita selamatkan pemuda-pemuda desa ini dari keterbelakangan, kerusakan moral, dan kelemahan spiritual agar mereka dapat membangun desa ini di masa depan

 Banyak salah mohon maaf, semoga ada manfaat yang dapat kita ambil. Sekian

 Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.