Aku masih terkenang waktu malam outbond kemarin. Karena yang menjadi peserta itu adalah siswa boarding school, maka salah satu masalah yang sering dikeluhkan oleh para musyrif/ah adalah adanya konflik dan kubu-kubuan yang terjadi antara sesama. Berbagai permainan yang disuguhkan dalam outbond ini sesungguhnya untuk mengeratkan kerja sama dan menumbuhkan semangat kebersamaan, saling memercayai satu sama lain.
Hingga pada salah satu momentum di malam hari, ada 2 buah lagu yang sangat inspiratif. Lagu ini sudah sering kuputar, tapi malam itu terasa berbeda karena meskipun aku menjadi tim trainer, tetapi hakikatnya aku juga ikut menjadi orang yang belajar kembali tentang arti memahami kawan yang lain dan terbiasa memaafkan orang lain. Yah, memang benar, memberi maaf itu solusi yang paling mujarab untuk meredam konflik. Seandainya sesama kita terbiasa memahami dan mau memaafkan dengan mudah maka berbagai konflik yang ada tidak akan pernah berkepanjangan. Sering mengalah selama perselisihan itu bukan perselisihan yang sifatnya asasi.
Kita adalah kumpulan manusia yang tidak pernah lepas dari yang namanya salah dan dosa. Maka dari itu tidak usah sok suci kita, tetapi bagaimana selalu berupaya menyucikan diri dengan selalu meminta maaf dan beristighfar. Dan tentunya kita harus terus belajar menjadi seorang yang pemaaf, karena itulah akhlak yang diajarkan Rasulullah. Keberkahan dakwah ini terletak pada hati yang lapang dan mudahnya memberi kemaafan pada orang yang seharusnya memang memerlukannya.
Mau tahu lagunya? Simak lirik dan videonya berikut ya! Yaitu Bukan Sang Hakim dan Bahasa Jiwa yang keduanya digubah oleh sebuah grup dari kota Medan, Maidany.
Bukan Sang Hakim
Semalam terasa indah bersamanya
Suasana damai penuh ceria
Saling berbagi kisah kenangan dunia
Namun kini ..
Hari-hari berjalan terasa berat
Ada ketersiksaan di dalam dada
Pertemuan bagai beban derita
Sulit untuk terlukiskan oleh kata
Karena perasaan yang bicara..
..yang bicara
Melihat wajahnya ..
Mendengar suaranya ..
Tersebut namanya ..
Benci ..
Bukalah mata hati, bukan mata benci
Kita bukanlah Sang Hakim
Yang layak untuk menghukum
Kita juga pernah tersalah, dan bersalah
Bencilah sekedarnya
Maafkanlah kekhilafannya walau
Kita bukanlah manusia yang sempurna
Janganlah merasa seolah tanpa noda
Kita hanya manusia yang penuh khilaf salah
Maafkanlah ia bila hatimu terluka
Karena kita bukan sang hakim
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=K9I891dUjEk]Selanjutnya
Bahasa Jiwa
Tidak semua manusia mengerti s’gala perasaan yang ada di hati kita
Tidak pula dapat selalu memahami gejolak jiwa yang ada di dalam diri kita
Janganlah selalu mengharapkan orang lain harus mengerti akan perasaanmu walaupun ia adalah sahabat karibmu sendiri
Kar’na perasaan adalah bahasa hati yang dapat berubah di setiap waktu
Hari ini ia adalah orang yang sangat mengerti akan perasaan hatimu
Mungkin esok ia adalah orang yang paling tidak memahamimu
Janganlah memaksa kar’na saudaramu juga hanyalah seorang manusia biasa
Cukuplah hanya Allah tempat mencurahkan segala isi yang ada di hati kita dan menumpahkan segala perasaan yang ada di jiwa
Tidak semua manusia mengerti s’gala perasaan yang ada di hati kita
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=7WP1wmqQKuE]
Nah demikianlah sebuah ingatan yang indah. Kini lagu-lagu itu kembali memberikan makna yang indah bagi hidupku. Terutama hari-hariku yang lalu yang sesekali dipenuhi kecurigaan, bahkan terhadap orang yang sangat dekat denganku sekalipun. Maafkan aku ya bagi yang sering merasa terzalimi. Semoga Allah mengampuniku.