Rasanya sangat berbeda orang yang menghabiskan waktu untuk bersia-sia saja dengan mereka yang setiap saat selalu penuh dengan aktivitas bermanfaat. Dan hanya ada satu kata yang dapat membuat kita selalu sadar akan hal itu, yaitu ketika aku sedang terlena. Mengapa? Saat terlena itu seakan semua hal yang dilakukan terasa biasa dan bahkan baik-baik saja. Itu semua akibat efek pembenaran sesaat karena adanya trouble pada prosesor manusia yang paling mutakhir.
Dan rasanya, itu menjadi sebuah penyesalan yang tak terperi. Satu jam, dua jam, atau mungkin berjam-jam habis untuk sebuah aktivitas yang tidak penting. Alangkah ruginya, dan itu sesekali kualami. Terkadang kalo udah mau tidur, hemm rasanya bisa jadi mata ini basah semua. Yaa Rabb, yaa muqallibal qulub, tsabbit qolbiy aladdinik. Semoga tak lagi ada waktu tersia karena diri yang terlena.
Dikala malam sunyi sepi
Bani insan tenggelam dalam mimpi
Musafir yang malangini pergi membasuh diri
Untuk mengadap mu oh tuhan
Lemah lutut ku berdiri
Di hadapan mu tangisanku keharuan
Hamba yang lemah serta hina
Engkau terima jua mendekati
Bersimpuh dibawah duli kebesaran-Mu
Tuhan hamba belum pasti
Bagaimana penerimaanmu
Dikala mendengar pengaduanku
Ku yakin kau tak mungkiri
Dalam wahyu yang Kau nuzulkan
Kau berjanji menerima pengaduanku
Dan Kau berjanji sudi mengampunkan ku
Dari segala dosa yangku lakukan
Ampunan mu tuhan
Lebih besar dari kesalahan insan
Hamba yakin pada keampunanmu tuhan
Bukan tidak redha dengan ujian
Cuma hendak mengadu pada mu
Tempat hamba kembali nanti di sana
(Munajat Seorang Hamba – Hijjaz)