Manusia yang kuat bukanlah mereka yang selalu menang di pertarungan, tetapi mereka yang dapat menguasai dirinya saat marah. Yah, menguasai diri adalah bagian dari kuliah akhlak yang belum tentu diselesaikan oleh seseorang dalam waktu 4 dekade. Menjadi raja atas dirinya sendiri sesungguhnya adalah hal yang mudah diterangkan tetapi sangat sulit diaplikasikan. Karena hakikatnya masalah-masalah yang mengemuka dalam kehidupan manusia adalah bagian dari kegagalan manusia itu menjadi raja bagi dirinya sendiri.

Para nabi telah menjadi contoh indah bagaimana mereka menjadi raja untuk dirinya sendiri. Dan jika direfleksikan lebih jauh, maka musuh terbesar setiap manusia adalah sisi lain dirinya sendiri yang berselimut nafsu dan syahwat. Maka apakah kita pantas berkata bahwa kita adalah orang yang kuat? Menurutku, sesungguhnya aku sangat lemah, tanpa pertolongan Allah untuk membuatku selalu kuat mengatasi rintangan yang berasal dari diri sendiri.

Para nabi adalah teladan bagaimana mereka adalah orang-orang terkuat yang dilahirkan di muka bumi. Kita lihat bagaimana Nuh berhasil menguasai dirinya agar tetap berada di atas jalan dakwah selama 500 tahun demi membimbing umatnya yang keras kepala. Kita lihat bagaimana Musa berhasil belajar tentang arti kesabaran dari Khidzir setelah melewati serangkaian ketidaksabaran sehingga dirinya bisa membimbing Bani Israel yang terkenal keras kepala lagi banyak mengeluh, padahal Allah telah memuliakan kedudukan mereka ketika itu.

Lihat pula bagaimana Rasulullah Muhammad yang menolak tawaran emas 2 bukit uhud yang telah Allah sediakan. Termasuk bagaimana dirinya sama sekali tidak tertarik dengan seperlima harta rampasan perang yang memang disyariatkan Allah sebagai hartanya sehingga dengan segera harta itu ia bagi-bagikan kepada yang masih membutuhkan.

Yah, ternyata aku semakin sadar bahwa sesungguhnya hari ini aku masih sangat lemah. Harta, masih terkadang menjadi orientasi dalam berbuat. Wanita, terkadang menjadikan kita lupa diri dan berbuat banyak dosa karenanya. Jabatan dan kedudukan, kita saksikan bagaimana para pemimpin rela berbunuhan, para cendikiawan saling menjatuhkan, sedangkan aku boleh jadi akan terjerumus pada semua itu sekiranya Allah tak terus menjagaku.

Maka doa yang setiap hari hendaknya kita lantunkan dalam hati kita adalah keistiqomahan di jalan kebenaran dan kebaikan. Istiqomah di atas jalan yang benar akan membawa kita terus menjadi raja buat diri kita sendiri. Jika kita gagal menjadi raja untuk diri kita sendiri, maka akan sangat mengerikan ketika diri kita menduduki jabatan, memiliki harta berlimpah, mendapat banyak kesempatan bertemu dengan wanita, karena semua itu akan semakin menjadikan kita liar dan tak terkendali.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.