Jika ada yang berkata bahwa rival di berbagai lapisan kehidupan itu berat. Hari ini persaingan sangat ketat dan rasanya kita tidak mungkin memenangkannya. C-AFTA dan ASEAN Community yang sebentar lagi akan bergulir untuk beberapa orang cukup membuat stress karena membayangkan persaingan yang sangat berat. Lebih menyedihkan adalah jika ada yang sibuk sekali menjadikan rival-rival itu sebagai musuh hingga dimusuhinya sampai titik darah penghabisan. Semuanya dipandang dengan sudut pandang musuh hingga yang terjadi hanyaleh kebencian dan kebencian.

Nah, sebenarnya, musuh yang sesungguhnya itu adalah sisi lain dari diri kita. Sisi lain diri kita yang masih dibawah kendali hawa nafsu. Mengapa? Nafsu itu cenderung mengarahkan diri kita untuk bermaksiat dan melakukan berbagai hal yang melanggar syariat-Nya. Makanya Rasulullah senantiasa menasihati kita dengan mengatakan bahwa orang yang paling kuat itu adalah orang yang mampu bersabar ketika marah. Ya, marah adalah salah satu bentuk luapan nafsu, nafsu yang menggiring kita untuk menumpahkan berbagai kekesalan kepada orang di sekitar kita. Dan masih banyak lagi contoh yang beliau tuturkan untuk mendidik umatnya menjadi orang-orang yang kuat.

Maka, dalam tulisan ini aku berwasiat kepada diriku sendiri dan semua pembaca bahwa memenangkan diri sendiri itu adalah perjuangan yang sebenarnya. Perjuangan yang tidak mengenal kata istirahat. Perjuangan yang mengharuskan setiap pengusungnya bermuhasabah dan melakukan perbaikan terus menerus. Ketika kita berpikir untuk berhenti sesaat, maka saat itulah nafsu akan memenangkan pertarungan. Salah-salah kita akan terus kalah ketika tidak segera bangkit untuk melawan nafsu dan apa yang dikendalikannya.

Bagaimana agar kita senantiasa dikuatkan? Ilmu saja tak pernah cukup. Sepandai apa pun kita, secerdas apa pun kita, sehebat apa pun kita, kita membutuhkan pertolongan Allah untuk mewujudkan semua itu. Musuh terberat itu adalah diri kita sendiri. Dan peperangan kita bukan untuk menghancurkan diri dan nafsu, tetapi mengendalikannya dalam balutan kebaikan dan memenangkan hati di atas yang lain. Mari berpikir untuk mengalahkan diri kita sendiri, karena kitalah sumber masalahnya, sebelum kita melirik dan menyalahkan orang lain. Terkhusus untuk diriku yang masih belepotan dalam menjalankan nasihat ini.

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.