Hari ini aku menunggu telpon dari telpon yang kata salah satu teman blogger namanya Miss Anis. Yang lain bilang Miss Reni. Ah mana saja boleh asal bisa berbahasa Indonesia dan mengerti keluhan pelanggan dodol macam aku. Jam 7 ponselku bordering, dan ternyata benar ada Miss Anis di luar sana. Aku diberondong dengan pertanyaan yang sulit ku jawab (karena semua data virtual ada di emailku). Kebetulan aku lagi sibuk urusan lain, aku meminta dia menelpon lagi siang.
Siang akhirnya aku ditelpon lagi. Kali ini aku jawab apa yang ditanyakan tadi pagi. Sempat dimarahi karena aku berbelit-belit menjawab kartu kredit yang kugunakan. Aku bilang VCC, terus dimarahi dan dinasihati untuk segera ganti CC yang asli. Ha ha, aku bilang iya Miss, oke akan saya ganti nanti (nanti ….. kalo udah bisa beli CC …. soale tanya teman bilang bukaannya aja 5jt…. what?). Yang penting limit akunku dicabut dulu deh. Dan usaha kecil-kecilan yang dirintis pasca menikmati beasiswa di masa-masa kampus bisa jalan dulu.
Tekad untuk menjadi generasi “Pengangguran Produktif“ telah tumbuh sejak aku berinteraksi dengan dunia maya ini dan merasa bodoh waktu menginstall web SIM sendiri saja tidak bisa. Akhirnya tekad untuk belajar secara otodidak di dunia peronlinenan pun kini membuahkan hasil. Dan aku memilih hal ini sebagai kesibukan yang lebih menarik dan memiliki dampak positif terutama dalam mengkampanyekan budaya menulis positif di kalangan teman-teman di saat hari ini media banyak membuat jebakan negatif mulai dari konten sampah hingga opini miring. Tak jarang anak-anak kampus cenderung reaktif dan menjadi kurang kerjaan, padahal banyak kerjaan lain yang bisa dikerjakan.
Terkadang kita merasa wah ketika di kampus, padahal sesungguhnya kita tidak bisa apa-apa selain hanya mengenyam gelar dan nama yang dicitrakan oleh teman-teman kita. Kerasa dodol banget bahasa Inggris saya ketika menerima telepon. Beda banget antara nerima telepon dengan bercakap langsung, dan aku seperti orang idiot. Oh Allah, memang sepertinya aku masih kurang belajar dan masih kurang optimal dalam mengasah potensi diri. Dalam komunikasi saja masih seperti ini. Apalagi ingin menjadi agent of change, maka change diri kita sendiri dulu deh.
Terima kasih Paypal, akhirnya kau buka juga limitasi akunku. Terima kasih Miss Anis, semoga VCC-ku tetap bisa membuatku bertransaksi dengan paypal. Nanti kalo sudah punya insya Allah tak ganti CC yang asli deh ya. Toh VCC-ku juga bisa dipake buat transaksi kok, cuma aku ga pernah pegang kartunya (kan virtual). Berlaku empat tahun lagi. Hehehehe.
Paypal suamiku diblokir paypal, krn pernah sekali ga bisa tarik dana ke Bank. Kartu yg kita gunakan bukan CC tp debit card, waktu awal sih lancar bisa gunakan paypalnya. Begitu ga bisa ketarik dananya ke blokir deh 😆 . Trus tutup paypal dan daftar lagi dg email yg berbeda dan bisaa :).
Ha ha ha, kalo aku wajar deh mbak, wong hanya pake VCC dan ngisinya lewat akun orang.