Ini materi yang harusnya kusampaikan secara lengkap dengan slide di sebuah training untuk adik-adik 2012. Tapi karena waktunya diajukan, jadinya aku belum sama sekali menuliskan materinya. Jadinya yah, postingan ini sharing pengalaman aja waktu memberi materi kepada para juara tadi.

Siapakah pemuda? Lagi-lagi aku bertanya. Jawabannya macem-macem. Dan pasti yang sering muncul adalah agen perubahan. Ternyata itu sekarang udah menjadi jawaban pasaran. Tapi tidak mengapa, itu artinya mahasiswa masih meyakini dirinya sebagai agen perubahan. Untuk menghadirkan profil pemuda yang ideal, maka menurutku tidak ada cara yang lebih baik, kecuali dengan menghubungkan para pemuda hari ini dengan sejarahnya. Siapakah profil pemuda terbaik? Siapa lagi kalau bukan Rasul kita yang mulia. Beliaulah prototip pemuda yang paling ideal. Jika pemuda mau belajar dari sejarah hidupnya kemudian dilengkapi dengan kisah-kisah para pemuda hebat setelahnya tentulah pemuda-pemuda Islam hari ini mampu menjadi orang-orang yang kokoh. Sampai di sini, hal yang kujumpai adalah tidak satu peserta pun yang telah menyelesaikan membaca buku shirah nabawiyah. Gubrakk!!! Inilah sedikit fakta tentang pemuda Islam hari ini. Kisah nabinya saja tidak khatam. Jadilah itu akhirnya sebagai tugas wajib.

Selanjutnya, kunci kekuatan pemuda adalah pada kaum intelektualnya. Maka lagi-lagi mereka kutanyai tentang peran mahasiswa. Setelah berdiskusi panjang ini itu. Kukuncilah mereka dengan tugas untuk menulis mimpi dan peran mereka ke depan di atas kertas. Kemudian kuminta mereka menyimpan dan mengingat apa yang telah dilakukannya. Wujudkan! Wujudkan! Wujudkan!

Bagaimana membangun profil pemuda muslim ideal. Yah, untuk kita yang telah hidup di zaman modern ini, maka 10 muwashofat dari Imam Hassan al-Banna dapat kita jadikan rujukan untuk mengukur kualitas dan status kepemudaan kita hari ini. Apakah kita memang bener-bener seorang pemuda muslim atau hanya sekedar pemuda yang tidak jelas. Apa saja itu? Ini nih

  1. Aqidahnya selamat (salimul aqidah). Ketika peserta ditanyai kitab-kitab aqidah yang pernah dibaca atau diajarkan, pada geleng kepala. Nguk. Ini masalah berat loh. Jika ilmunya saja minim, bagaimana dengan pemahamannya. Orang yang belajar banyak ilmu saja belum tentu paham, bagaimana yang ga punya ilmu, mana mungkin memahami. PR – pelajari lebih intensif.
  2. Ibadahnya benar (shahihul ‘ibadah). Ketika peserta ditanya, siapa yang shalatnya telah tersertifikasi? Artinya apakah kita sudah melakukan pembelajaran ulang untuk memeriksa apakah shalat kita hari ini sudah benar seperti sunnah Rasulullah. Para peserta kebanyakan juga geleng kepala. Bagaimana dengan bacaan Qurannya? Bagaimana dengan puasanya? Dll. Makin geleng-geleng pasti.
  3. Akhlaknya kokoh (mathinul khuluq). Ini lebih cepat dilewati, banyak yang paham dan mengangguk masalahnya.
  4. Wawawasannya luas (mutsaqaful fikr). Kuncinya terletak pada keinginan belajar yang tinggi dan kemampuan membangun pola pikir yang benar. Banyak input tapi juga bagus prosesnya dalam mengolah input.
  5. Fisiknya kuat (qawiyyul jism). Itulah mengapa olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan halal dan baik sangat penting.
  6. Mandiri (qadirun ‘alal kasbi). Hemm, no comment! Aku juga baru belajar mandiri
  7. Bersungguh-sungguh melawan diri sendiri (mujahidun fii nafsihi). No comment juga, inilah perang abadi setiap individu untuk mengalahkan dominasi nafsu dalam dirinya.
  8. Pandai mengelola waktu (harisun ala waqtihi). Waktu kita tetap 24 jam, maka pikirkan bagaimana setiap hari kita menggunakannya.
  9. Tertata urusannya, profesional pekerjaannya (munazhamun fii su’unihi). Memang sudah seharusnya para pemuda muslim belajar berorganisasi dan profesional dalam menjalankan organisasinya.
  10. Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lii ghairihi). Inilah kunci manifestasi kaum muslimin. Karena Rasulullah di utus sebagai rahmatan lil ‘alamin. Maka konsekuensinya adalah menebar kemanfaatan di muka bumi.

Maka hal ini memberikan konsekuensi kepada kita semua selaku pemuda muslim untuk menjadi pengubah peradaban. Karena bukti sudah cukup jelas bahwa ketika daulah Islam memayungi dunia, maka kemakmuran dan kemajuan ilmu pengetahuan terjadi. Dunia cerah dan dipenuhi keberkahan. Bagaimana caranya? Pakai rumusnya Aa Gym saja deh. 3 M : mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, dan mulai saat ini juga.

Wallahu ‘alam bishshawwab

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.