Hari ini nuansa panas itu terus menjalar merasuki hati-hati pemuda atas kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat. Entahlah, aku sendiri mengapa tidak begitu ngeh dengan apa yang telah dipilih sebagian besar rekan-rekan mahasiswa di tanah air. Tapi mungkin diamku lebih baik dari pada berkomentar panjang tentang mereka. Bagi mereka itu pilihan mereka dan bagiku pilihanku. Mungkin itu lebih baik bagi kami dari pada larut dalam sengketa dan saling mencela.

Lingkaran inspiratif malam ini pun membuat kami harus sadar bahwa apa yang kami pilih hari ini adalah potongan kecil dari jalan panjang perjalanan kami. Bahkan, pak bos sama sekali tidak menyinggung masalah perbedaan pilihan kami, meski aku secara pribadi telah menyampaikan apa adanya dan siap menerima konsekuensi atas perbedaan pilihan ini. Karena aku sangat sadar aku salah jika di pandang dari sudut pandang keputusan itu, jadi siap saja untuk menerima konsekuensinya.

Dan begitulah lingkaran inspiratif yang kuikuti setiap pekan. Ada masalah dan definisi-definisi segar yang hadir dan memang lebih penting untuk kami pelajari ketimbang rumor dan isu yang sangat memuakkan lantaran tiap hari juga kudapati di berita-berita yang beredar seperti jamur di mana-mana. Reportase yang sarat dengan uang dan berbagai bumbu kedustaan itu tentu bukan hal yang menarik bagiku yang memang juga bergelut dalam dunia portal informasi online. Portal amatiran kami saja mampu meraup jutaan rupiah tiap bulan, dan aku sebagai jurnalis saja bisa mendapatkan bagian yang cukup besar, apalagi situs berita yang tiap hari jadi langganan jutaan orang setiap menitnya.

Ah, memang benar pesan beliau. Perjalanan kami masih panjang. Tiap hari kami harus kuat menjalaninya. Dan sumber kekuatan itu ada dalam kedekatan kami dengan sang pemilik energi tak terbatas, Allah azza wa jalla. Setiap hari kami harus selalu berinteraksi dengannya agar kekuatan itu tak putus. Tilawah, dzikir, dan Qiyamul Lail dan amal lain adalah sarana agar kita memperoleh kekuatan yang maha dahsyat itu.

Atur energi kita selagi masih muda. Usahlah banyak termakan dengan berbagai rumor dan gosip yang beredar. Berita yang kini mencekoki kepala-kepala banyak orang hanya akan menjadi sampah pikiran yang mesti dihapuskan. Hiasi hidup dengan ilmu dan pemahaman yang baik. Analisis permasalahan yang cerdas sehingga hidup ini tidak menjadi serampangan. Semua masih panjang dan harus dijalani.

Termasuk salah satu tadzkirah yang beliau sampaikan adalah bahwa sejak saat ini kita harus sadar sesadarnya bahwa nanti di antara orang yang kita cintai pasti akan segera pergi. Jika tiba waktunya pasti itu akan terjadi, maka beliau berpesan agar kami selalu mempersiapkan ketegaran hati dan kesiapan ilmu. Hati yang tegar membuat kami bisa menyimpan tangis dan menampakannya di hadapan yang Berpunya saja. Kesiapan ilmu akan membuat kita selalu siap siaga untuk menjadi eksekutor kewajiban sebagai muslim untuk keluarga kita yang telah mendahului, jangan sampai kita membiarkan diri larut dalam kesedihan sementara membiarkan orang lain yang barangkali tak berilmu merawat jenazah orang-orang yang kita cintai.

Tadzkirah yang lain adalah agar kami tidak menjadi beban. Beban bagi dakwah karena kami gagal mengemban amanah-amanah yang diberikan kepada kami. Beban bagi isteri kami karena kami tak mampun menjadi imam yang baik bagi mereka lantaran kurangnya ilmu dan akhlak kami. Beban bagi umat karena kami tak memiliki kontribusi yang berarti bagi mereka.

Lingkaran inspiratif malam ini memberikan definisi-definisi besar untuk kami. Semoga kami sadar dan selalu memegang hal itu dalam perjalanan kami yang masih panjang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.