Terbiasa membaca Quran 1 juz per hari katanya sih hal yang berat. Baru baca, belum tadabbur maknanya. Dan ini mengawali refleksi yang akan tertuang dalam tulisan ini. Refleksi bersama dari hasil diskusi dengan beberapa rekan-rekan di kampus.

Memang menjalani keistiqomahan itu adalah hal yang sangat berat. Setiap pribadi pasti akan menemui masalah ketika mempraktekan wasiat nabi dalam beramal ini, yakni Istiqomah. Satu kata yang mujarab tapi memang berat. Yang kuat maka dia bakal dapat bagian terbaiknya. Yang byar pet, sudahlah tamat riwayatnya kalau tidak segera ganti bolam yang baru (loh, emang lampu mas).

Aku pun termasuk orang yang pernah mengalami kondisi yang buruk ketika melihat perjalanan tilawah sendiri. Kondisi melewati rangkaian hari tanpa tilawah yang konsisten pernah dirasakan. Hal ini terasa sekali membuat hati kering. Padahal ini hanya masalah membaca, belum sampai tadabbur. Apalagi ketika kita benar-benar jauh dari tadabbur Quran.

Yang jelas, ini sudah bulan Sya’ban dan sebentar lagi kita akan segera memasuki bulan yang mulia, Ramadhan Mubarak. Bagaimana semangat tilawah Qur’an hari ini. Kita mulai dari membacanya dulu, termasuk semangat membetulkan bacaannya agar kita tidak lagi asal-asalan. Investasi lah uang saku, buat ikut tahsin biar lidah kita agak lemes dan bisa mengucapkan seperti para nativer Quran. Pulsa BB dan Internetan tiap bulan saja kenceng, investasi buat bahasa Arab dan tahsin masih ribet. Apalagi investasi waktunya, makin pelit aja rasanya kita.

Jika mereview kembali salah satu pernyataan ust. Hasan al-Banna dalam Risalah Pergerakan-nya, hari ini kita tidak usah banyak berbusa-busa deh mengkaji ulang tentang cara penerapan syariat Islam. Masalah utamanya itu, kita siap tidak sih jadi seorang muslim yang mengimplementasikan Islam dalam diri kita. Jika hari ini interaksi kita dengan Quran masih seperti ibu kepada anak tirinya atau lebih buruk dari itu, wow banget lah kita sebagai umat Islam. Yang harus bangkit adalah pribadi-pribadi kita untuk sadar dan melakukan perbaikan itu, bukan menuntut orang lain untuk berpikir dan bangkit seperti cara kita. Masing-masing telah berusaha belajar dan saat ini semua berproses ke sana (mereka yang telah mendapat hidayah).

One day one juz? Siapa takut. Pasti bisa deh!

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.