Ah …. rasanya aku makin bahagia saja

Melihat senyum menyerlah

Bersinar seperti purnama yang jingga

Dari wajah bunda dan ayahanda

Dari wajah adinda semanis delima

Oh keluargaku

Aku merindukan saat seperti ini selalu

Bahkan hingga ketika aku telah berdua nantinya

Bilakah saat itu tiba?

Ketika kulihat kaki bukit itu telah menjulang masjid yang hijau

Menara tinggi menjulang dengan gema adzan nan merdu

Kulihat di sana ada anak-anak berjalan beriringan

Melafazkan tasbih dan menyenandungkan kalammu

Bilakah saat itu tiba?

Ketika orang-orang yang telah berjanji setia di saat dahulu

Kembali ke pangkuan tanah kelahiran ini

Berbisik dan berbincang untuk sebuah perubahan

Mencipta jejak dan cinta di atas tanah bebatuan sunyi

Ia asri bagi yang mencintai

Ia sejuk bagi yang merindu dengan khusyu’

Dan mimpiku

Telah kugambarkan, kutuliskan dan kukatakan

Agar yang pernah dengar lantas berdoa dan berharap

Agar yang belum berkenan terbuka mata hatinya

Semoga lukisan itu tak lekas memudar

Semoga tulisan itu tak lekas hilang tersobek oleh waktu

Dan semoga kata itu membekas

Pada putra-putri yang menginginkan tanah kelahirannya kembali berbunga

Jika hari ini aku merantau, dan mungkin akan sering merantau

Semoga Allah mengembalikanku ke tempat ini lagi

Sebagaimana Ia telah mengantar Bukhari ke tanah kelahirannya

Sebagaimana Habibie memilih pulang ke tanah airnya

Karena tanah ini memerlukan kasih sayang kita

Sahabat-sahabatku, kembalilah ke tanah kita

Tanah yang kita cintai

Kunantikan kalian di sini

Beji, 10 Agustus 2012

Di sayap malam dalam dendangan senandung malam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.