Ini adalah hal yang pasti terjadi. Dalam kegiatan pendakian,outbond memang inilah salah satu upaya yang ditumbuhkan. Dalam kegiatan perkemahan ini tentu kami menyadari bahwa ada satu dua di antara kami yang tidak membawa peralatan yang ditugaskan atau membawa bekal yang kurang. Mereka sudah sarapan dengan berbagai aksi fisik setelah pengecekan. Apa yang kami lakukan? Menyalahkan. Tidak kawan, jangan begitu, jika konsekuensi telah dijalani mari kita berbagi, bagaimana pun itu, bagaimana pun konyolnya alasan kawan ktia.

Dan lagi-lagi ini seperti mukhoyam tingkat pertama yang kuikuti. Yang keluar hanyalah kata berbagi dan raut wajah yang penuh senyum. Setidaknya di sini mayoritas peserta adalah orang-orang yang serius untuk mengikuti agenda ini. Artinya yang peralatan dan bekalnya kurang, alasannya lebih masuk akal ketimbang agenda serupa yang pernah kuikuti tetapi karena diwajibkan plus ditambah dengan ancaman jika tidak berangkat.

Kesetiakawanan merupakan modal pokok dalam membangun sebuah organisasi, pergerakan, jamaah dan peradaban. Maka atas dasar apa kesetiakawanan itu, itulah yang akan menjadi garansi apakah kesetiakawanan itu berlangsung awet atau segera tercerai-berai. Jika dasarnya karena ketokohan, maka segeralah berakhir saat tokoh itu pergi atau berubah arah. Jika dasarnya karena uang, maka segera saja bubar ketika sumber uangnya telah kering. Jika dasarnya karena kepentingan, maka segera saja hancur saat semua menjadi egois.

Tetapi jika dasarnya karena mencari keridhaan-Nya maka semakin hari kita akan mencoba belajar untuk menjadi manusia yang paling mengerti terhadap sahabat kita. Bukan lantas banyak mengatur dan mengganggu waktunya dengan sapaan kita yang sok akrab, tetapi selalu hadir di saat-saat yang tepat, saat mereka membutuhkan kawan dan solusi.

Di perkemahaan ini, maka percakapan kami adalah senda gurau bermakna, seruan kami adalah saling menyemangati saat menerobos halang rintang. Saat kami diminta bertahan pada kondisi yang sulit, kami saling menyemangati untuk tidak mengeluh. Berat, iya banget. Tapi bukankah itu perintah instruktur yang tidak pernah salah. Ha ha ha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.