Berasa Tamu Kehormatan di GPC 2013

Aku baru sadar betapa mewahnya Hotel Shangrila di Kuala Lumpur. Pertama kali memasuki lobinya aku tahu bahwa ini bukan hotel kelas mewah biasa, apalagi dibandingkan dengan Rumah Tumpangan yang kami inapi. Kami menuju lantai dasar, tempat Global Peace Convention berlangsung. Tujuan utamanya adalah menemui James yang menjadi Chairman Committee di sana. Tujuan tambahannya adalah siapa tahu kami diperkenankan menjadi peserta gratisan. Soalnya kalau bayar, uang saku kami dua kali lipat pun belum cukup.

Lama sudah menunggu, sambil belajar fotografi lagi hingga titik moodku hilang. Kedinginan di ruang tamu mewah hotel membuatku mulai tidak nyaman. Aku mulai malas sewaktu diminta memfoto master Indrawan. Rupanya beliau membaca keenggananku dan membiarkanku menemukan suasana hati kembali. Bolak-balik staff yang berwajah Korea atau China menghampiri kami dan mengatakan bahwa James masih sangat sibuk. What? Dulu kata Pak Indrawan beliau yang meminta kami mengunjunginya, giliran didatangi tak ada waktu untuk sekedar menyapa kami. Ya sudahlah!

Obat perjalanan ke Shangrila ini adalah bertemunya dua sahabat baru. Satu Cyntia dari Jakarta, dan kedua adalah Ika dari Klaten. Keduanya adalah panitia dari Indonesia yang bertugas selama di GPC tersebut. Setidaknya kami bisa diskusi banyak hal, dan tentu saja Master Indrawan cari murid-murid baru untuk komunitas Pintu. He he he. Kami berasa menjadi tamu kehormatan yang tidak disambut oleh sang tuan rumah. Empat jam sudah kami menikmati ruangan mewah dengan canda dan tawa teman-teman Indonesia tadi. Maka sepertinya kami harus segera pergi dan kembali ke ruang master tea San Chahua untuk memenuhi undangan makan malamnya.

bersambung ….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.