Seminar Nasional (Pertaruhan Habis-Habisan Kami)
Hari ini Sabtu, 27 April 2013 agendanya adalah seminar nasional. Para peserta yang berasal dari 7 kampus ternama di Indonesia, ada dari Universitas Sriwijaya, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan tentunya sang tuan rumah Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hari ini aku tak bisa berbuat banyak, jangankan mengikuti seminar, berbagai hal lain harus kukerjakan untuk memback up teman-teman yang sibuk menghandle seminar bersama teman-teman BEM UNS.
Seminar kali ini cukup pelik mengingat pembicara-pembicara unggulan yang telah dihubungi sejak awal, satu per satu membatalkan diri. Sambil terus diliputi kekhawatiran akhirnya kami bisa mendapatkan ganti pembicara meskipun kualitasnya jelas tak sebagus yang kami rencanakan. Para politisi yang berkantor di Senayan ini didampingi salah satu ibu kami di Dompet Dhuafa, Ibu Sri Nur Hidayah, seminar dapat berjalan dengan baik dan sukses.
Tak kalah peliknya adalah perjuangan keras mas Edi dan mas Krisna ketika mas Slamet Gundono, selaku budayawan muda yang akan diberi anugerah budayawan tidak berkenan hadir di hari H. Akhirnya dengan tawaran kesempatan tampil di muka, sang budayawan muda ini pun akhirnya mau tampil dan mementaskan karyanya, Wayang Suket sebagai awalan seminar. Sangat menarik dan memukau para pengunjung (katanya, soalnya aku tidak bisa menyaksikan)
Di saat seminar berlangsung, aku bersama seorang adik BEM dan sopir sewaan selama semnas, memindahkan 80-an koper dan tas para aktivis dari penginapan di TBJT ke masjid NH IC UNS. Wow banget, dan ternyata kami masih memiliki kekuatan mengerikan untuk jadi kuli. He he he
Pondok Sari Menyapa
Agenda inti hari ini di Kota Solo telah selesai. Bus Langsung Jaya yang kami sewa telah sedia menunggu para aktivis untuk segera melanjutkan perjalanan ke tempat yang jauh. Tempat yang nyaman untuk menyepi dan melakukan kontemplasi, Tawang Mangu. Singkat cerita, bus itu membawa kami ke sebuah hotel yang cukup representatif untuk proses penggemblengan kami selama 2 hari ke depan.
Bus berhenti di depan sebuah Hotel bernama Pondok Sari 2. Sebuah spanduk besar menyambut kedatangan para penerima Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa), nama yang indah dan luar biasa spiritnya. Dan malam itu kami melakukan pengakraban diri sebelum akhirnya dilanjutkan dengan serangkaian materi penting dari Dompet Dhuafa selaku pemberi beasiswa kami.
Sesi malam ini dibagi menjadi 2. Angkatan atas, termasuk kami yang panitia ikut di sesi kontemplasi dan persiapan tahun kedua bersama mas Romi Ardiansyah, selaku kepala Beastudi Indonesia. Sedangkan adik-adik kami angkatan baru, mereka bersama Bu Sri Nur Hidayah mengenal DD dan Beastudi Indonesia. Pertemuan itu berakhir cukup larut malam hingga hawa dingin yang kata anak-anak UI melebihi kawasan Puncak membuat tidur kami lelap.
bersambung ….