Kejutan yang Tak Terlupakan
Hari yang ditunggu itu telah tiba. Peserta yang sebagian sudah tidur di kawasan dekat ruang acara juga telah mulai bertambah lagi jumlahnya. Seperti biasa, kebiasaan malasku kalau pagi. Habis subuh, tidur lagi bentar dan akhirnya giliran mandi dapat antrian panjang. Hapeku udah diwarning dengan SMS, “kakak di mana? Cepetan kakak”. Ha ha, akhirnya di sini dipanggil kakak lagi deh (jadi ingat waktu awal-awal bendumku sering manggil aku kakak). Kubalas, “iya saya mandi dulu dong, adik silahkan koordinasi dulu yach dengan teman-teman yang udah siap”.
Setelah persiapan BBB selesai, aku segera menyusul ke panitia yang sebagian sudah stand by di depan aula. Kami semua punya gawe besar untuk melayani ratusan peserta yang berdatangan dari berbagai penjuru tanah air. Berbagai obsesi besar dan tentunya harapan bertemu berbagai tokoh keren yang ditulis besar di poster FB acara ini mampu mengantarkan mereka ke dalam forum nasional yang besar ini. Cukup kerepotan kami melayani mereka, untunglah tim kocakku dibantu dengan jajaran tim lain telah siaga penuh dan saling bahu-membahu untuk menyukseskan acara ini meski sebenarnya kami tahu ada kejutan yang nanti pasti akan diterima peserta. Aku tidak begitu mempermasalahkan hal itu, tanggung jawabku sekarang bekerja dan bekerja, mengkoordinir adik-adik agar bisa menghasilkan kontribusi yang maksimal dalam acara ini.
Acara kemudian berlangsung dan mendapat antusiasme yang penuh dari peserta. Orasi demi orasi dari beberapa tokoh (ada yang aslinya ada yang perwakilannya) tampak bergantian. Tapi ternyata tokoh-tokoh yang mereka bayangkan dan mereka harapkan hadir di tempat itu tak kunjung muncul. Meskipun sang president YC ini telah mempresentasikan visi besar gerakan ini ternyata tetap membuahkan berbagai ketidakpuasan dari sebagian peserta. Dan inilah kejutan itu, aku sudah tahu hari kemarin bahwa orang-orang keren itu tidak akan datang karena berbagai kesibukan mereka. Dan lebih tepatnya, pioner acara ini melakukan kesalahan fatal di mana tidak mencantumkan tanda bintang pada nama-nama pembicara yang memang belum fiks untuk hadir di tempat itu.
Alhasil, ada seorang mahasiswa dari kampus ternama yang merangsek maju merebut mic dan melakukan orasi sendiri mengungkapkan kekecewaannya. Untung kondisi itu tidak berlangsung lama dan kendali kembali ke tangan sang presiden. Tetapi menurutku argumen sang presiden ketika itu justru kesleo pada beberapa poin yang membuat semakin jengkel para peserta. Ah, sudahlah aku dibelakang cuma bisa istighfar dan fokus lagi untuk mengurus pembagian makan siang peserta. Setelah koordinasi dengan yang putri kami bersiap di tempat pembagian makan masing-masing untuk menyambut peserta yang mau selesai dan diskusi persiapan aksi. Aku masih berharap semuanya baik-baik saja nantinya. Memang ini kejutan yang sangat mengejutkan, apalagi jika yang datang jauh-jauh dari luar pulau obsesinya karena tokoh-tokoh hebat itu.
Setelah acara itu selesai kukira kami segera bisa membereskan ruangan dan persiapan di acara berikutnya. Eh, ternyata ada satu mata acara yang tidak kupahami bahwa itu adalah acara walimahan dari kedua leader yang baru nikah kemarin. What? Aku tak habis pikir. Kali ini giliran aku yang terkejut. Mencoba menyadarkan diri dulu bahwa ini kenyataan yang terjadi. Kami sekaligus menjadi kepanitiaan walimahan. Dan aku baru sadar bahwa konferensi ini salah satu agendanya adalah walimahan. Alamak, tepok jidat!
Aku mulai merasa tidak nyaman dengan kondisi ini. Bagaimana pun, ini bukanlah pilihan yang baik bagi orang yang punya visi besar untuk perubahan dan kepedulian kepada pemuda. Aku tak menyangsikan kepribadian orang yang telah menggagas agenda besar ini, tetapi momentum yang dia ambil untuk melangsungkan dua agenda yang bertolak belakang ini secara bersamaan (konferensi kan agenda organisasi, sedangkan walimahan kan agenda pribadi) pasti akan memberikan image buruk bagi rekan-rekan yang telah jauh-jauh datang dari penjuru tanah air. Kakak, apakah tidak ada pilihan yang lebih baik dari ini?
Dalam kondisi yang tidak stabil itu, aku hanya terus melakukan apa yang menjadi tugasku yaitu bekerja dan bekerja. Setelah ikut membagikan makanan dan membersihkan sisa makanan sebelumnya, aku segera bergabung di tim diskusi sambil makan siang. Sambil berbagi cerita aku mencoba menangkap aspirasi dari peserta akan acara ini, khususnya adalah adik-adikku yang jauh-jauh dari Solo untuk mengikuti acara ini. Sudah kuduga, begitulah ketika orang itu kecewa, kesannya macem-macem dan tidak karuan. Akhirnya aku berpikir, bereskan urusan di sini dan aku lebih memilih ketemu temanku di depkeu. Biarlah agenda terakhir ini tak kuikuti, dari pada aku menahan ketidakstabilan diriku ini lebih panjang. Tidak ada yang perlu disalahkan dari mereka, salahkan diri sendiri mengapa dulu mendaftar. Jadi selesaikan tugas di sini dan segera pilih jalan yang lebih baik.
Usai bersih-bersih sampah di lokasi, aku segera pamitan untuk meneruskan langkah ke kawasan pasar baru. Di dalam busway aku melihat sepertiga peserta yang tadi berkumpul di dalam ruangan masih bertahan untuk menyuarakan kepedulian itu. Yah, alhamdulillah masih banyak yang ikut bergabung di aksi itu. Aku yang lagi tidak stabil memutuskan untuk memilih jalan yang lebih menenangkan dari pada membuatku makin diliputi kekecewaan. Terima kasih untuk semua yang telah memberiku pelajaran berharga hari ini. Visi besar dan inspirasi menjadi ranger harus kuacungi dua jempol. Tetapi kejutan sewaktu menjadi panitia tadi membuatku harus memberikan satu jempol lagi ke arah bawah.
hahaha, kocak, ini momentum yang banyak aku syukuri karena kita bisa saling bertatap muka dan semoga silatruahim kita tidak akan pernah terputus. hanya ini, yang masih menyisakan syukur serta seberkas tawa dan senyum bahagia dari tragedi NYC. terlebih artikel ini menonjolkan sisi tim yang keren luar biasa. trimakasih atas segala kerjasama “menyepuluhkan” bahkan sangat sulit menemukan tim secekatan tim mobilisasi yang malah jadi mobil-mobilan kemana-mana, menjadi tim yang segera kompak dan melebur dengan rasa yang sama. (sama2 capek kitaa naaa). super untuk tim kita. dan untuk NYC
(-_______-“) hmmm lupakan lupakan lupakan
Like this